Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden Prabowo ingin Indonesia mencapai swasembada pangan dalam waktu empat tahun setelah resmi mengambil alih pemerintahan pada 20 Oktober 2024. Di sisi lain, Indonesia saat ini masih bergantung pada pasokan impor beberapa produk pangan. Diantaranya adalah beras, gula, kedelai, bawang putih, jagung, daging sapi, dan garam.
BPS mencatat impor beras, kedelai, dan gula mencapai Rp 82,99 triliun sepanjang Januari-September 2024. Menggunakan kurs Rp 15.635 per dolar AS (kurs akhir hari kerja Jumat 25 Oktober 2024).
Secara spesifik, BPS mencatat sepanjang Januari-September 2024, impor beras mencapai 3,23 juta ton senilai US$2,01 miliar atau setara Rp31,4 triliun, sedangkan impor gula mencapai 3,66 juta ton senilai Rp2,15 miliar atau setara Rp33,61 triliun, sedangkan impor kedelai sebesar 2,16 juta ton. Atau senilai $1,15 miliar atau setara INR 17,98 triliun.
Menurut Amalia Adininggar Vidyasanti, Pj Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), impor berbagai produk pangan relatif terkendali. Menurut dia, impor disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dalam negeri.
Lalu bagaimana jika hal ini ada hubungannya dengan tujuan swasembada pangan Indonesia? Apalagi kalau bicara soal kacang kedelai?
Masih mengacu pada data BPS, pada tahun 2023, Indonesia mengimpor sekitar 2,274 juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang mencapai 2,5 juta ton per tahun. Artinya, Indonesia harus mengimpor lebih dari 90% kebutuhan kedelai tahunannya. Sisanya diperoleh dari produk petani dalam negeri.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan mengatakan pembahasan lebih lanjut mengenai strategi peningkatan produksi sedang dilakukan di kementerian teknis, dalam hal ini Kementerian Pertanian.
“Ya nanti kita bicara soal teknis pertanian. Kita bicara anggarannya saja,” kata Zulhas kepada wartawan di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Di sisi lain, lanjutnya, tujuan swasembada pangan tidak hanya terfokus pada beras dan jagung saja. Namun komoditas lain seperti tebu, kedelai, paprika, bawang merah, coklat, dan kopi juga akan ditanam pemerintah dalam empat hingga lima tahun ke depan.
“Tentunya bukan hanya beras, ada jagung, lalu tebu/gula, kedelai, dan sekarang kita tambahkan coklat dan kopi. Karena ini adalah produk terbaik kami. Anda tahu kami mengimpor banyak coklat sekarang. Kami juga menanam cabai dan bawang bombay,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Suleiman yakin target swasembada pangan Indonesia bisa tercapai pada tahun 2028, dengan beras atau padi sebagai produk sasaran utama, disusul jagung.
“Kita selesaikan satu per satu, yang terpenting adalah pangan. Jadi yang terpenting adalah beras dan jagung. Kalau ini tidak dilakukan maka akan timbul masalah di negeri ini /10 /2024) kepada wartawan di kantor Kementerian Kebijakan Pertanian.
Target swasembada pangan Indonesia dalam empat tahun ke depan sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto. Dimana swasembada pangan menjadi misi utama Prabowo menjadi presiden Indonesia.
“Kita harus swasembada pangan dan saya yakin dalam waktu empat tahun setelah saya menerima mandat pada 20 Oktober, kita akan swasembada pangan,” kata Prabowo saat ditemui investor di JCC Senayan. Jakarta, Rabu (10/09/2024).
Bagi Prabowo, pangan sangat penting bagi negara. Misalnya, setelah Covid-19 menyerang dunia, banyak negara penghasil beras berhenti mengekspor untuk menjaga pasokan pangannya.
“Saya sudah ingatkan dari awal bahwa kita bergantung pada impor. Ketika krisis datang, ternyata ketika krisis Covid datang, negara-negara pengekspor pangan berhenti melakukan ekspor. (Ada) India, Vietnam, Thailand, Kamboja,” jelasnya
Oleh karena itu, dia mengatakan Indonesia harus swasembada pangan. Berhenti bergantung pada pangan dari negara lain.
“Bangsa yang ingin merdeka tidak boleh mengimpor pangan. Saya bertekad untuk swasembada pangan,” kata Prabowo. (dce) Simak video di bawah ini: Video: Jawaban Zulhas Soal Persawahan Papua – Kesejahteraan Petani Artikel berikutnya Menteri-menteri Prabowo targetkan swasembada pangan pada 2028, pertemuan siang dan malam