Jakarta, ILLINI NEWS – Kepala tim ahli, serta inisiator dan antara Burhanuddin Abdullah, menekankan bahwa ini harus diperlakukan sebagai perusahaan, bukan sebagai petir.
Melalui Forum Diskusi Denpasar 12, Birhanuddin menekankan pentingnya profesionalisme dan standar tata kelola yang paling fleksibel dibandingkan dengan perusahaan negara.
“Dalam diskusi kami dan antara perusahaan yang benar -benar, sehingga perusahaan di Indonesia berbeda dari Bumn,” kata Burhanuddin (5/2/2025).
Dengan cara ini, ia tidak mengecualikan kemungkinan bahwa di masa depan dan di antara para profesional asing untuk menduduki posisi pertama. Menurutnya, ini bertujuan untuk menyerap pengalaman dan pengetahuan global yang dapat mendorong pertumbuhan perusahaan.
Dia mengutip minyak yang merekrut banyak ahli asing dan berhasil meningkatkan produksi minyak mereka. Ini, katanya, menunjukkan bahwa pembukaan sumber daya manusia internasional dapat memperkuat daya saing perusahaan.
“Sementara kita melihat dalam gelandangan, kita jarang melihat orang asing seperti CEO dari perusahaan kita. Transparansi, keuangan, tata kelola dan sebagainya, tentu saja, kataku, itu sangat penting dan aku benar -benar menginginkannya,” katanya.
Burhanuddin juga menyoroti perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang dimiliki negara dan perusahaan swasta. Bumb diaudit oleh beberapa lembaga seperti BPK, BPKP, KAP, audit internal, inspeksi umum, untuk DPR, sementara perusahaan swasta hanya diperiksa oleh KAP.
Situasi ini, menurutnya, harus direorganisasi untuk menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam ekosistem bisnis di Indonesia. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa itu harus diperlakukan sebagai korporasi untuk berkembang lebih ideal.
Seperti diketahui, draft hukum (BUU) dari perusahaan negara (BUMM) akan segera disetujui pada pertemuan pleno besok, 4 Februari 2025. Di Bum Draf, Pasal 3F dinyatakan di ibukota Badan Manajemen Modal (BPI) dan Antara dari ibukota negara bagian dan di sumber -sumber lain.
Partisipasi modal negara, karena dimaksudkan untuk berasal dari uang, properti negara dan kepemilikan negara.
Modal dan antara pendirian dalam akun setidaknya 1.000 rp triliun. Jumlah ini berasal dari konsolidasi ibukota tahun fiskal BMN 2023, yaitu Rp 1.135 triliun. (WUR) Tonton video di bawah ini: Video: Banyak orang asing dalam struktur BPI dan inilah alasannya! Artikel berikutnya Superholding Bum akan terlihat seperti Teasek, ini adalah profilnya