Jakarta, CNPC Indonesia – Korban membeli properti di Meegarda. Mereka disambut oleh Menteri Perumahan dan Penyelesaian, Maruwar Chirate, dan mengajukan keluhan tentang pembayaran yang tidak pernah ditentukan.
Salah satu konsumen individu menunggu lima tahun untuk kejelasan yang terkait dengan tempat tinggalnya, dan itu tidak disediakan. Unit ini bahkan tidak diizinkan untuk memeriksa.
“Tidak ada pesan ketika CS telah dapat melakukan lebih dari 5 tahun dalam beberapa tahun terakhir. Verifikasi bahwa unit tersebut tidak dapat dikaitkan dengan alasan tersebut,” kata Dressna kepada seorang menteri yang akrab Beng Ara di kantor PKP Jakarta pada hari Senin (21/04/2025).
Dresna membayar pinjaman rumahnya setiap bulan. Meskipun hak tidak diterima, ia mematuhi obligasi, karena jika biaya tidak dibayar, itu akan mempengaruhi kontrol BI.
“Saya membayar setiap bulan karena saya diserang oleh dua -kendali. Saya berada di perak untuk sementara waktu, tetapi saya dipanggil langsung oleh bank,” katanya.
Dressna mengatakan dia adalah renovasi karena dia cuti hamil, tetapi itu tidak disediakan oleh bank. Upaya kedua akhirnya diberikan
Menurut perhitungannya, ia menghabiskan hingga Rp680 juta untuk membayar biaya apartemen 70 meter persegi selama 10 tahun.
“Saya dari 680 juta, harga 70 m2 unit denor 480 juta 10 tahun,” katanya.
Meskipun ini terus menciptakan biaya, bagian yang dijanjikan tidak pernah diterima di bagian 2019 yang dijanjikan. Ini membuatnya mengalami gangguan keuangan dan kesehatan fisik dan mental.
Ketika ditanya tentang Meegarda, bank akan dilemparkan ke layanan pelanggan bank.
Ketika diminta untuk menarik uang atau memintanya untuk memilih salinan baru, dia yakin dia ingin membayar.
“Aku ingin mengembalikan uang karena aku tidak percaya pada Megarda!”
Ada juga konsumen lain yang tidak menerima bagian apartemen. Khawatir bahwa kontrol BI terpaksa membayar pengiriman.
“Cinta terus membayar karena takut bahwa kontrol BI jelek. Bank Nobu final dengan biaya 2017.
Penderitaan juga menikmati konsumen yang telah membayar. Seorang konsumen mengatakan dia telah dibayar gaji sejak 2017 dan berjanji untuk membayar pada 2019, tetapi hasilnya nol.
“Perjanjian tunggal mungkin tahun 2019, tetapi belum ada. Saya pergi ke Mackerda setiap bulan. Itu tidak akan mengubah apa pun,” katanya.
Maruwar Chirate menyambut keluhan konsumen dari para korban arus utama dan mengatakan dia berusaha menyelesaikan kasus sebanyak mungkin. Dia mengatakan bahwa Presiden Indonesia Prabhovo Sabend memiliki arahan langsung untuk menyelesaikan masalah Megarda segera.
“Saya menyerahkan dan melaporkan ke Pak Prabhov. Presiden diminta untuk mengurus kebijakan hukum yang berlaku.
.