Jakarta, Indonesia ILLINI NEWS – Institute for Economic and Public Research (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Februari), University of Indonesia (UI), yang menerbitkan Maret -Mark tentang perspektif anggaran pada Maret 2025.
Sebuah survei yang dilakukan oleh LPEM menunjukkan bahwa kebijakan efektivitas yang dilakukan dalam administrasi presiden Prabowa Subowo akan mempengaruhi perubahan pendapatan dan struktur biaya pemerintah self -local.
“Selain itu, sebagian besar otoritas lokal masih sangat bergantung pada pendapatan pendapatan,” tulis UI yang indah dalam penelitian mereka yang dinyatakan pada hari Selasa (4/4/2025).
Seperti yang Anda ketahui, salah satu efektivitas tabungan adalah 306,69 rp triliun. Adapun kasus ini, terdiri dari RP256.1 triliun dari anggaran/lembaga kementerian dan 50,59 triliun rupee dari transfer ke wilayah tersebut.
Penurunan pengeluaran pemerintah di daerah, dalam struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pemerintah, dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
“Mengurangi biaya pemerintahan diri lokal dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemungkinan pertumbuhan ekonomi regional di masa depan jika tidak melunak dengan benar,” tulisnya.
Kemanjuran distribusi TKD di daerah -daerah ini dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ekonomi dan memperumit daerah -daerah ini untuk mengejar ketinggalan dengan daerah lain.
Perlahan -lahan akan terasa lebih jika provinsi memiliki tingkat risiko dan risiko ekonomi tertinggi.
Antarmuka pengguna LPEM menjelaskan provinsi risiko tertinggi, baik dalam hal keuangan maupun ekonomi, adalah provinsi Achech, Maluku Utara, Papua Barat Selatan dan Papua Selatan.
Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Negara Bagian Kementerian Keuangan, pada tahun 2024 kontribusi APBD adalah provinsi ACCHI 20,54%.
Kontribusi APBD K GRDP Utara Maluku adalah 16,33%, Papua Selatan – 29,05%dan Papua Selatan – 26,42%.
(HAA/HAA) Tonton video di bawah ini: Video: Nasib program regional antara Ekonomi Dunia BPKP BPKP Global Economy Rp.