Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi digital mencapai 20,2% pada tahun 2030.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong investasi di bidang ekonomi digital guna menciptakan iklim investasi yang menarik untuk digitalisasi.
Salah satu caranya adalah dengan menciptakan keselarasan bisnis antara startup dalam negeri dan investor.
Demikian dilansir General Manager IT Application (Aptika) Komdigi Hoki Situngkir di ILLINI NEWS, Rabu (30/10/2024).
“Kami juga mendorong tumbuhnya percikan investasi di sektor startup,” kata Hawkey.
Hal ini mungkin termasuk dalam mendorong hak kekayaan intelektual atau hak kekayaan intelektual masyarakat Indonesia ketika melakukan proses kreatif di industri digital.
“Kami melakukan semuanya,” kata Hawkeye.
“Jadi investornya ya, tapi bagi investor, pemerintah lebih merupakan investor-pemerintah,” imbuhnya.
Selain itu, bisnis juga datang dari industri game. Menurut Hoki, industri game di Indonesia luar biasa. Jika kita serius, hal ini bisa memberikan potensi yang besar bagi negara.
Hoki menyatakan ada tiga pilar yang disiapkan pemerintah khususnya Komdigi untuk mendukung transformasi digital Indonesia, yaitu identitas digital, pertukaran data, dan pembayaran digital.
“ID digital bisa dikatakan sebagai identitas digital. Nantinya kita akan memiliki identitas digital yang terintegrasi. Selain itu, hal tersebut juga menjadi tidak diperlukan karena saat ini masih banyak kantor pemerintahan yang memerlukan KTP fisik. Ini perlahan akan berubah menjadi ID digital, identitas digital yang terintegrasi. identitasnya,” katanya.
Sedangkan pertukaran data merupakan interkoneksi yang menghubungkan berbagai layanan pemerintah.
Jadi, misalnya interkoneksi administrasi pendudukan dengan sektor keuangan atau pajak, kata Hoki.
(dem/dem) Simak video berikut: Video: Bagaimana e-commerce memajukan ekonomi digital di tengah ketidakpastian Artikel berikutnya Potensinya besar, namun ekonomi digital RI masih dilanda tantangan tersebut