illini berita Daftar Ular Terbesar di Asia, Ada di Indonesia

Jakarta, ILLINI NEWS – Ular merupakan kelompok reptilia bertubuh panjang dan tidak berkaki yang tersebar di seluruh dunia. Hewan ini sering disebut berbahaya karena beberapa di antaranya mengandung racun yang mematikan.

Namun tidak semua ular memiliki panah yang mematikan. Salah satunya adalah Python. Meski tidak memiliki bisa, ular piton tetap menjadi hewan yang mematikan karena memiliki kemampuan efektif memeras mangsanya untuk membunuhnya.

Ular piton akan mati lemas dan mengontraksikan tubuh dewasanya, sehingga mengganggu aliran darah dan pernapasannya.

Pada saat yang sama, gigitannya, meski tidak beracun, dapat menyebabkan luka gigitan yang perlu diobati. Gigitan ular piton juga dapat membawa bakteri sehingga bekas gigitannya harus segera diobati.

Secara umum ular piton merupakan salah satu ular terbesar di dunia. Beberapa spesies ular piton bisa tumbuh hingga panjang 8-10 meter. Faktanya, rahang bawah ular piton bisa sepuluh kali lebih lebar dari kepala manusia.

Dengan ukurannya yang sangat besar, ular dapat melarikan diri dari predator dan memakan berbagai macam hewan. Ular sanca biasanya berburu mangsa pada malam hari, seperti burung dan mamalia kecil.

Mereka juga tinggal di daerah tropis. Itu sebabnya banyak sekali ular berukuran besar yang hidup di benua Asia. Tak jarang, beberapa spesies ular terbesar di dunia dan ular terpanjang di dunia bisa ditemukan di Asia, khususnya di Asia Tenggara.

Umumnya ular berukuran besar ini hidup di hutan. Namun tak jarang juga ditemukan di kawasan pemukiman. Potensi munculnya ular ini di pemukiman warga cukup tinggi, terutama saat musim hujan.

Jadi, Python apa yang dianggap terbesar di dunia? Di bawah ini adalah daftarnya.

1. Piton Bodo (Python bivittatus)

Bodo python merupakan ular piton terbesar di dunia dan spesies ular terbesar di Asia. Menurut beberapa sumber, ular dengan nama ilmiah Python bivittatus ini bisa tumbuh hingga panjang 7 meter dan berat hingga 182,2 kilogram. Namun ular sebesar ini jarang ditemukan, dengan rata-rata panjang 3-5 meter dan berat 20-40 kg.

Ular ini tidak hanya berukuran besar, namun juga memiliki tubuh yang gemuk dan berotot. Karena tidak berbisa, bentuk tubuhnya membantu ular piton untuk melingkari mangsanya.

Penyebarannya cukup luas dan dapat ditemukan di Myanmar, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Laos, Kamboja, dan China.

Mereka juga menjadi hewan invasif di Florida, Amerika Serikat (AS) dan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem asli di sana. Ular ini juga merupakan perenang ulung dan hidup di hutan, rawa, padang rumput, dan dekat sungai.

2. Sanca Kembang (Malayopython reticulata)

Ular sanca batik bukanlah ular terbesar di Asia, namun spesies ini adalah yang terpanjang. Memang tidak seberat Bodo Python, namun tubuh ular ini lebih panjang, yakni 10 meter atau lebih.

Tubuhnya juga lebih panjang dan tipis. Oleh karena itu, jarang sekali ular sanca batik memanjat pohon untuk mencari hewan seperti burung, kadal, atau monyet. Kulitnya berwarna coklat muda, batik atau oranye, bunganya berwarna putih dan hitam.

Selain itu, ular raksasa ini memiliki sensor pendeteksi panas di bagian depan mulutnya sehingga memudahkannya mencari mangsa di hutan lebat dan pepohonan.

Pengorbanan mereka sangat berbeda. Mereka dapat memakan mamalia kecil, burung, monyet, babi, dan dalam beberapa kasus ular sanca batik bahkan dapat memakan manusia.

Karena tidak berbisa, ular ini mengandalkan giginya yang tajam dan sepatu botnya yang besar. Mereka juga tersebar luas dan dapat ditemukan di India, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

3. Piton Batu India (Python molurus)

Python batu India atau Python molurus adalah kerabat dekat ular piton Bodo. Padahal, kedua ular tersebut awalnya tergolong dalam satu spesies.

Dulunya ular piton Bodo merupakan salah satu spesies ular piton batu India dan memiliki nama ilmiah Python molurus bivitattus. Akhirnya setelah diselidiki lebih lanjut, diketahui bahwa keduanya berbeda.

Pada tahun 2009 telah dilakukan pemisahan spesies antara ular piton Bodo dan ular piton batu India. Namun karena kedekatannya, kedua ular ini memiliki ciri fisik yang mirip.

Sama-sama berwarna coklat, namun pola pada tubuh ular piton batu india tidak sembarang dan tidak beraturan seperti pada tubuh ular piton sapi. Python batu India berukuran lebih kecil, panjang 4-6 meter.

Seperti namanya, ular piton batu India juga suka hidup di bebatuan, padang rumput, sabana, hutan terbuka, dan terkadang di dekat perairan. Pakistan, India, Bangladesh, Nepal dan Sri Lanka adalah habitat alami ular tidak berbahaya ini.

4. Piton Patola (Symalia amethystina)

Ular sanca patola merupakan ular tidak berbisa yang dapat tumbuh hingga panjang 4 meter dan berat hingga 15 kilogram.

Mereka juga merupakan salah satu ular raksasa yang ditemukan di Pulau Papua dan Australia. Ular merupakan hewan arboreal dan sering ditemukan di dahan atau ranting pohon.

Sebagai ular arboreal, ular ini tentunya memiliki tubuh yang ramping, panjang, dan otot yang kuat. Mereka juga suka memakan binatang seperti burung, tupai, kelelawar dan reptil kecil.

Ular yang diberi nama Simalia amethystina ini memiliki kombinasi warna hitam, coklat, dan oranye yang cantik. Sisiknya juga halus dan akan memancarkan warna pelangi cerah di bawah sinar matahari, itulah sebabnya ia sangat populer sebagai hewan peliharaan.

Namun karena itu, ular piton Patola sering diburu sehingga menyebabkan jumlahnya semakin berkurang. Jika dibiarkan, kemungkinan besar ular eksotik ini tidak akan punah di kemudian hari.

5. Piton Papua (Apodora papuana)

Seperti namanya, ular piton banyak ditemukan di Pulau Papua, khususnya di Indonesia dan Papua Nugini. Ular itu bisa tumbuh hingga panjang 4,3 meter.

Warnanya cukup beragam, coklat, abu-abu, hitam. Warnanya juga memiliki fungsi, yaitu membantu ular bersembunyi dan berkamuflase di bawah batu, pepohonan, dan rerumputan di hutan dan sabana.

Secara khusus, ular piton Papua hanya memakan mamalia kecil. Ia juga merupakan predator yang diam menunggu mangsanya mendekat.

Riset ILLINI NEWS

[dilindungi email] (chd/chd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *