JAKARTA, ILLINI NEWS – Di sektor logam, harga beberapa komoditas terlihat menguat, antara lain emas, tembaga, dan nikel. Hal ini merupakan perjalanan yang menarik bagi sebagian pemasok yang beroperasi di sektor ini. ATH Emas, harga Tembaga-Nikel dan penerbangan setelah publikasi
Melansir Refinitive, pada akhir Kamis (26/9/2024) lalu, harga emas dunia mencapai level tertingginya yakni 2.670,20 dollar AS per 1 troy.
Seminggu turun, Kamis (3/10/2024), harga emas mulai terkoreksi namun tetap mempertahankan posisinya di atas USD 2600 per roda, tak jauh dari level ATH.
Tidak hanya emas, harga komoditas lainnya juga membaik. Berdasarkan data kontrak pengiriman tiga bulan London Metal Exchange (LME), harga tembaga hari ini adalah US$10.103 per ton. Sejak dibuka, perusahaan ini telah tumbuh sekitar 1% dan mengumpulkan kekuatan bulanan sekitar 14%.
Kemudian harga kontrak nikel tiga bulan di LME naik 2,95% menjadi US$ 18.221 hari ini. Apresiasi ini mendorong harga nikel naik 10% dalam sebulan dan mencapai level tertinggi dalam tiga bulan.
Harga komoditas meningkat karena dampak positif Tiongkok terhadap permintaan. Sementara itu, rantai pasokan terpukul oleh harga minyak yang lebih tinggi seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran membalas dengan menembakkan ratusan rudal ke Israel.
Hal ini juga terjadi ketika suku bunga tinggi selesai untuk mendukung produk logam.
Ekspektasi penurunan suku bunga di masa depan akan semakin melemahkan dolar. Membeli barang dalam mata uang negara lain menggunakan dolar AS akan memberi Anda nilai tukar lebih murah dan harga barang akan naik, saham penuh senyum!
Kenaikan harga komoditas nampaknya memberikan sentimen positif terhadap saham baja.
Saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) menjadi yang pertama di sektor ini yang naik lebih dari 50 persen dalam sebulan. Selanjutnya harga PT Merdeka Umuringa Zahabu Tbk (MDKA), PT Vale Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masing-masing naik 20%, 18%, dan 15%.
Kini PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat sekitar 6% dalam sebulan. Sementara saham PT United Tractors Tbk (UNTR) terkontraksi.
Melihat sejarah harga saham, BRMS terkemuka sangat sensitif terhadap pangsa pendapatan dari sektor emas. Berikutnya adalah MDCA dan ANTM yang selain bergerak di bidang emas, tampaknya juga bergerak di bidang tembaga dan nikel.
BRMS mencatatkan bagi hasil emas sebesar 98,01% yang diraih melalui tiga anak usaha pertambangan emas yakni PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Bhumi Satu Inti, dan PT Elang Mulia Abadi Perfect.
Sementara itu, ARCI tampaknya memiliki 100% uang tunai untuk menjalankan bisnis emasnya dari Tambang Emas Toka Ting di Sulawesi Utara, meski harga sahamnya sedang menurun.
Lalu ada ANTM dengan bagi hasil emas 81,69%. Berbeda dengan dua perusahaan sebelumnya yang berbasis penambangan emas, bagi ANTM, sebagian besar pendapatannya berasal dari bisnis tersebut.
Melihat laporan keuangan ANTM hingga akhir Juni 2024, tercatat harga pembelian emas mencapai 17,61 triliun, sedangkan penjualan emas mencapai 18,82 triliun.
Terakhir, emas dan perak yang paling banyak diperdagangkan adalah MDKA dan UNTR masing-masing sebesar 10,93% dan 5,93%.
Perlu diketahui, data MDKA masih menggunakan data hingga triwulan I tahun 2024. Porsi pendapatan emas di MDKA mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan analisis ILLINI NEWS hingga akhir September 2023, MDKA menyebutkan pangsa pendapatan emas sudah mencapai 50%. Jika dilihat dari anjloknya pendapatan segmen emas, hal ini disebabkan oleh kontribusi nikel yang meningkat tajam sebesar 211 persen year-on-year (yoy), dari $142,73 juta menjadi $444,22 juta.
Penjualan Nikel Meroket semakin meningkatkan bagi hasil hingga mencapai 82,10 persen. Penjualan di segmen ini bisa dikatakan lebih menguntungkan bagi MDKA, apalagi dengan harga nikel yang sedang naik saat ini.
Pekerjaan keseluruhan ini juga berlaku untuk INCO, yang berbahan dasar nikel. Maka tak heran jika harga sahamnya naik lebih dari 100 persen dalam sebulan. Lalu berapa harga stok besi?
Dari segi nilai, jika menggunakan price to book value (PBV) saat ini, MDKA paling premium dihargai 4,28 kali lipat, sedangkan INCO termurah dihargai 1,04 kali PBV.
Tingginya harga INCO membuatnya sangat populer, namun perlu dicatat bahwa perdagangan tersebut berdampak lebih besar terhadap harga nikel dibandingkan komoditas lainnya. Tarif ANTM dan UNTR adalah pilihan yang baik jika Anda ingin mencari seseorang yang memiliki bisnis terkait emas.
Namun karena UNTR terutama memperdagangkan komoditas dan komoditas berat selain emas, hal ini mempersulit perdagangan tidak hanya komoditas tetapi juga komoditas.
Survei ILLINI NEWS
Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau investor terkait. Keputusan ini adalah untuk pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang timbul dari keputusan ini.
.