Jakarta, ILLINI NEWS – Ilmuwan Jepang telah menemukan mineral senilai US$26.290.780.000 (setara Rp 416 triliun) yang diyakini dapat menopang perekonomian negaranya selama satu dekade ke depan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Nippon Foundation dan Universitas Tokyo menemukan endapan bintil mangan yang tebal di dasar laut Minamitorishima, sekitar 1.900 kilometer dari ibu kota Jepang, Tokyo.
Nodul mangan adalah nodul mineral di dasar laut yang terdiri dari lapisan besi dan mangan hidroksida seimbang yang mengelilingi inti. Nodul ditemukan di kedalaman 5.700 meter di dasar laut, mengandung jutaan ton kobalt dan nikel.
Mereka terbentuk selama jutaan tahun ketika logam-logam yang diangkut di lautan menempel pada tulang ikan dan tersangkut di dasar laut, demikian lapor Nikkei Asia, Rabu (20/11/2024), mengutip laman Unilad.
Kobalt dan nikel adalah dua elemen penting yang diperlukan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) dan juga digunakan dalam pembuatan mesin jet, turbin gas, dan produksi bahan kimia.
Studi tersebut menemukan bahwa terdapat sekitar 610.000 ton kobalt dan 740.000 ton nikel, dan harganya tergolong tinggi.
Satu ton kobalt bernilai $24,300, sedangkan nikel bernilai $15,497, menurut data pasar dari Trading Economics.
Jika dihitung secara sederhana, berarti 610.000 ton kobalt yang ditemukan bernilai US$14,823 miliar, dan 740.000 ton nikel bernilai US$1.146.778.
Nilai total mineral ini adalah $26.290.780.000.
Tentu saja, seperti komoditas lainnya, pasar dapat berfluktuasi, yang berarti terkadang nilai mineral dapat naik atau turun. Harga juga dapat berubah berdasarkan permintaan dari industri kendaraan listrik dan penyimpanan energi. (waktu/waktu) Saksikan video berikut: Video: Sistem Keamanan Data Putih dari Teknologi Duoji Artikel selanjutnya Terowongan raksasa terdalam di dunia terbuka dan menabrak tiga Kolom Monas!