JAKARTA, ILLINI NEWS – Ekonom Bank Permata Joshua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,15% pada tahun depan. Kelas menengah dinilai prospektif meski ada kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun 2025.
Joshua mengatakan konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan masih menjadi penggerak utama perekonomian. Di sisi lain, risiko eksternal seperti kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS), menurunnya permintaan global, dan volatilitas harga komoditas menjadi kendala yang perlu diwaspadai.
Dari dalam negeri, inflasi Indonesia diperkirakan masih berada dalam sasaran Bank Indonesia sebesar 3,12%. Namun, kenaikan PPN dan bea atas plastik, tembakau, dan minuman ringan hingga 12% akan meningkatkan tekanan pada harga.
“Kami meyakini pentingnya pemanfaatan potensi dalam negeri Indonesia untuk mengatasi permasalahan perekonomian akibat perubahan perekonomian global,” ujarnya dalam media briefing – Permata Bank Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan ditopang oleh nilai tukar rupee yang diperkirakan menguat pada kisaran Rp15.200-Rp15.700/US$, ujarnya. Hal ini didukung oleh arus masuk langsung dan arus kas portofolio. Selain itu, imbal hasil obligasi diperkirakan menurun akibat penurunan suku bunga Bank Indonesia dan The Fed.
Menurut Joshua, investasi di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh didukung oleh rendahnya biaya pinjaman dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan UMKM.
Sementara soal kenaikan PPN, Joshua memastikan tidak semua barang terdampak. Kebutuhan dasar, pendidikan dan kesehatan tidak termasuk dalam pendakian.
Sebaliknya, dengan asumsi kenaikan PPN sebesar 12%, negara akan mendapat tambahan penerimaan pajak sebesar Rp70 triliun hingga Rp80 triliun. Ia mengatakan, uang tersebut harus digunakan untuk membelanjakan lebih banyak uang agar perekonomian negara bisa tumbuh.
Meski demikian, Joshua menegaskan, akan lebih baik jika pemerintah menunda kenaikan PPN. Sebab, kondisi masyarakat kelas menengah saat ini masih belum pulih dari dampak pandemi Covid-19. (mkh/mkh) Tonton video di bawah ini: Video: Kenaikan PPN Bisa Tekan Keuntungan Asuransi, jelas AAUI! Video Artikel Selanjutnya: Upaya Pengusaha Hadapi Kenaikan PPN 12%.