Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintahan Prabowo Subianto berniat membangun tembok laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa. Infrastruktur ini rencananya membentang dari Jakarta hingga Gresik, Jawa Timur.
Mega proyek ini bertujuan untuk melindungi wilayah pesisir utara Pulau Jawa yang setiap tahunnya rentan terhadap banjir dan erosi. Proyek ini sangat dibutuhkan karena permukaan air laut terus meningkat sehingga diperlukan perlindungan di pesisir utara Pulau Jawa.
Konsep tembok laut ini awalnya dimulai pada tahun 1994 oleh Bappenas sebagai solusi penyelamatan pantai utara Jakarta. Namun, dengan adanya urgensi untuk membangun tanggul laut di sepanjang pantai utara Jawa, Prabowo berambisi membangunnya tidak hanya di wilayah utara Jakarta. Selain itu, penurunan permukaan tanah, khususnya di pantai utara, juga sangat memprihatinkan.
Dalam rencana pembangunannya, tembok raksasa ini tidak hanya mengandalkan APBN, tapi juga program bersama, seperti kemitraan pemerintah dan swasta. Peluang ini juga terbuka tidak hanya bagi swasta lokal, namun juga bagi swasta asing.
Di sisi lain, untuk melindungi wilayah pesisir tidak hanya dengan Giant Seawall saja, pemerintah juga bisa memanfaatkan mangrove untuk mencegah erosi pantai. Hutan bakau atau biasa disebut hutan bakau merupakan ekosistem unik akibat siklus aktivitas banjir yang disebabkan oleh pasang surut air laut. Di habitat tersebut, hanya pohon bakau atau mangrove yang dapat bertahan hidup karena proses evolusi dan adaptasi yang dialami tanaman mangrove.
Setidaknya ada tiga fungsi hutan mangrove yang sangat penting bagi lingkungan. Pertama, tanaman mangrove mampu menahan arus laut yang menggerus daratan pantai, dengan kata lain tanaman mangrove mampu menahan air laut sehingga tidak menyebabkan erosi pada daratan pantai.
Kedua, mangrove juga mempunyai fungsi menyerap gas karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2). Namun yang ketiga, hutan mangrove berperan sebagai rumah bagi berbagai jenis biota laut seperti ikan kecil, udang, dan kepiting. Selain hewan laut, hutan bakau berukuran besar juga sering menjadi tempat tinggal hewan darat seperti monyet dan burung.
Sejalan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim, Proyek Strategis Nasional Pesisir Tropis (PSN) yang berdekatan dengan PIK2 akan melakukan penanaman mangrove secara masif dalam pengembangannya. Tanpa ragu, PSN Tropical Coastland akan menghidupkan kembali mangrove sehingga luas mangrove yang tadinya hanya 91,97 hektar kini menjadi 515,79 hektar atau bertambah 423,83 hektar.
Hal ini tentu semakin menegaskan bahwa PSN Pantai Tropis sejalan dengan arahan Presiden Prabowo dalam menjaga wilayah pesisir utara Pulau Jawa yang setiap tahunnya rawan banjir. Sekadar informasi, PSN Pantai Tropis akan dibagi menjadi lima zona, pada zona satu atau A, kawasan hutan mangrove misalnya, saat ini baru seluas 1,32 hektare dengan target luas 12,96 hektare.
Di zona C menjadi 200,15 hektare dari 18,59 hektare. Pada zona D seluas 28,98 hektare menjadi 216,68 hektare, dan zona E bertambah dari 42,21 hektare menjadi 86 hektare.
Sekadar informasi, PSN Tropical Coastland merupakan pengembangan kawasan hijau dan eco-city di atas lahan milik pemerintah yang berlokasi di Provinsi Banten dengan luas kurang lebih 1.836 hektar. PSN sektor pariwisata ini didukung oleh Menteri Pariwisata dan telah memantau alur proses pengusulan sesuai ketentuan yang berlaku.
(hura/hura) Simak video berikut: Video: PSN Pesisir Tropis Mau Dikaji Ulang, Ini Kata Pemerintah Artikel berikutnya SPTP Rehabilitasi 25 Hektar Kawasan Mangrove di Sultra