Jakarta, ILLINI NEWS – Harga batu bara di pasar global mulai naik pada Senin lalu (12 September 2024), seiring menurunnya minat terhadap batu bara setelah melemah sejak awal Desember.
Kontrak batubara ICE Newcastle untuk Januari 2025 naik 0,64% menjadi $133,25 per ton, berdasarkan data Refinitiv pada hari Senin.
Kenaikan harga batu bara tersebut tampaknya disebabkan oleh menurunnya permintaan pada akhir tahun dan awal periode Natal-Tahun Baru. Sementara itu, meningkatnya permintaan di India mendukung batubara.
Mulai Kamis lalu, pemerintah India akan terus fokus pada pembangkit listrik tenaga batu bara. Hal ini diumumkan oleh Menteri Pertambangan dan Batubara India, G Kishan Reddy.
“Listrik tanpa batu bara, hidup tanpa listrik,” kata Reddy saat peluncuran lelang tambang batu bara komersial ke-11.
Bapak Reddy mengatakan bahwa meskipun ada negara-negara yang menghadapi kekurangan listrik yang menghambat pembangunan, India bukanlah salah satu dari negara-negara tersebut.
Menyoroti target produksi batu bara untuk tahun keuangan ini, Reddy mengatakan pemerintah India yakin dapat memproduksi 1.080 juta ton batu bara pada tahun 2024-25.
Namun, pemulihan batubara kemungkinan akan terbatas karena permintaan Tiongkok masih lemah akibat perekonomian yang bergejolak.
Harga spot batubara 5.500 NAR di pelabuhan Qinghuangdao turun $1/ton menjadi $114/ton karena lemahnya permintaan pasar spot di Tiongkok.
Selain itu, karena permintaan dari otoritas stasiun untuk mengurangi produksi, para pedagang telah menurunkan harga, yang meningkat secara signifikan pada minggu lalu.
Pengguna akhir juga enggan menyelesaikan transaksi mereka karena harga diperkirakan akan semakin turun. Sementara itu, Xinhua diperkirakan akan meningkatkan kehadirannya di pasar domestik mulai Januari 2025, sementara sekitar 30 persen dealer di pasar domestik telah menghentikan operasinya dalam beberapa bulan terakhir karena penurunan harga.
Permintaan di negara-negara Asia-Pasifik masih lemah di pasar domestik. Namun, banyak produsen mengatakan mereka telah menjual stok mereka untuk sisa tahun ini dan tidak terburu-buru untuk mengirimkannya pada bulan Januari 2025 dengan harga saat ini. Hujan lebat yang terjadi belakangan ini telah mempengaruhi produksi batu bara di wilayah seperti Jawa dan Sumatera.
Permintaan di Jepang juga menurun karena commissioning unit 2 pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa oleh Tohoku Electric.
Oktober lalu, Jepang mengurangi ekspor batu bara menjadi 10,4 juta ton (-18% dibandingkan September 2024).
Survei ILLINI NEWS
[dilindungi email] (chd/chd)