Jakarta, ILLINI NEWS – Perusahaan air minum PT Tri Banyan Tirta, Tbk (ALTO) telah mengeluarkan pernyataan terkait penutupan pabrik anak usahanya, PT Tirtamas Lestari. Perusahaan air minum Total 8+ telah menghentikan operasi pabrik karena kondisi keuangan yang memburuk.
Penutupan pabrik Tirtamas Lestari menyusul pengunduran diri Danone Group, salah satu pelanggan manufaktur utamanya. Namun perseroan masih memiliki dua pabrik yang masih beroperasi: di Chi Ling Si dan Thien Mang Kung.
Sekretaris Perusahaan ALTO Huda Nardono mengatakan, langkah tersebut diambil untuk menjaga arus kas perseroan agar tetap bisa beroperasi. Namun penutupan pabrik ini terlihat berdampak lebih besar terhadap pendapatan dan likuiditas perseroan.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, perseroan saat ini berupaya menggandeng investor untuk membuka kembali pabrik-pabrik yang tutup guna meningkatkan kinerja pendapatan dan likuiditas perseroan, kata Huda dalam pengumuman informasi BEI, Kamis (24 Oktober 2024).
Laporan keuangan per Desember 2023, pendapatan ALTO sebesar 286,65 miliar rupiah, namun pada pertengahan tahun 2024, pendapatannya anjlok menjadi 44,37 miliar rupiah. Pendapatan pada kuartal pertama tahun 2024 akan turun 70% year-on-year menjadi 150 miliar rupiah.
Di sisi lain, kerugian ALTO juga meningkat dari Rp6 miliar pada semester I-2023 menjadi Rp11 miliar pada semester I-2024.
Sebelumnya ALTO juga banyak terlibat kasus hukum. Salah satunya adalah Perkara PKPU Nomor 239/Pdt. Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt. Pst, diajukan Demitri Tjandra namun ditarik kembali oleh pemohon. Sementara itu, PT Tirtamas Lestari juga menghadapi gugatan dari PT Surindo Teguh Gemilang dengan tuntutan sebesar Rp3,46 miliar. (mkh/mkh) Tonton video di bawah ini: Video: Tren Investasi Klien Kaya di Dunia yang Penuh Ketidakpastian