JAKARTA, ILLINI NEWS – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apendo) meminta pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjaga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tetap rendah. Dengan demikian, penerbitan surat utang bisa dikurangi.
Ketua Umum Apendu Shanta Kamdani dalam jumpa pers di kantor Apendu, Kamis (19/19/2019), mengatakan, “Dari sisi kebijakan fiskal, Apendu meyakini pemerintah dapat menjaga stabilitas fiskal dengan menjaga defisit di angka 3 persen terhadap PDB. Kebijakan ini perlu dilanjutkan.” 12). /2024).
Dalam APBN 2025, defisit ditetapkan sebesar 2,53% dari produk domestik bruto (PDB) atau nominal Rp616,2 triliun. Defisit terjadi karena target penerimaan negara sebesar Rp3.005,1 triliun, sedangkan belanja negara dirancang sebesar Rp3.621,3 triliun.
Namun untuk menjaga kebijakan fiskal berkelanjutan, APINDO memperkirakan defisit APBN perlu dijaga pada kisaran 1,5% – 1,8%, jelasnya.
Shinta mengatakan selain melalui utang, pembiayaan dapat dilakukan melalui skema Kerjasama Badan Usaha Pemerintah (KPBU), Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA) dan Land Value Capture (LVC).
Di sisi lain, pemerintah juga perlu mencari sumber penerimaan pajak untuk meningkatkan tarif pajak Indonesia dengan menggarap underground economy dan memperkuat kebijakan utama sistem perpajakan.
Kalangan bisnis ini juga menyarankan penerapan kembali amnesti keuangan, penerapan Sistem Non-Filing (NFS) dan reformasi kelembagaan. (fys/mij) Simak video di bawah ini: Video: Kenaikan PPN Dibatalkan, Respons Pedagang Data Artikel Selanjutnya: Utang Pemerintah Capai Rp 8.444 T di Akhir Juni 2024