Jakarta, ILLINI NEWS-Para ekonom menilai indeks kepercayaan konsumen (CII) terus mengalami penurunan hingga Oktober 2024. Tren pelemahan ini dinilai tidak biasa padahal perekonomian Indonesia sebenarnya dalam kondisi normal.
“Penurunan KPI yang terjadi saat ini merupakan hal yang tidak biasa dalam keadaan normal,” kata Direktur Eksekutif Center for Economic Reforms M. Faisal saat dihubungi, Senin (11/11/2024).
Faisal mengatakan pelemahan IKK secara signifikan biasanya hanya terjadi pada kondisi darurat seperti pandemi Covid-19. Namun dalam kondisi normal seperti sekarang, kata dia, tren pelemahan tersebut perlu mendapat perhatian.
“Saat kondisi pandemi, CPI-nya rendah banget, bahkan di tahun 2022. Ada yang di bawah 121 ya, tapi dalam kondisi normal tentu penurunan ini harus diperhitungkan,” ujarnya.
Faisal menduga penurunan MCI terjadi seiring dengan tren melemahnya konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah. Seiring terus mengalami tekanan ekonomi yang berkelanjutan, kata dia, masyarakat kelas menengah semakin kurang optimis terhadap kondisi perekonomian ke depan.
“Kami melihat distribusi penurunan kelas menengah. Kalau kita lihat bagian IKK yang mengalami pelemahan paling dalam, ternyata berada pada kelompok kerugian 2 juta hingga 4 juta euro,” ujarnya.
Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) Oktober 2024 menunjukkan adanya penurunan CMI. Meski masih dalam kategori optimis, IKK pada bulan Oktober mencapai level terendah dalam 2 tahun terakhir.
Pada survei pengguna BI kali ini, ditemukan CMI Oktober 2024 berada di angka 121,1. Indikator ini lebih rendah 2,4 poin dibandingkan level September yaitu 123,5. Tingkat CMI pada Oktober 2024 juga lebih rendah dibandingkan rekor sebelumnya pada September 2023 yang CMI hanya mencapai 121,7.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Telisa Auliya Falianti menilai penurunan kepercayaan konsumen ini sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Menurut dia, pada tahun 2024 akan terjadi serangkaian peristiwa yang berpotensi melemahkan kepercayaan konsumen.
Dia mengatakan, peristiwa yang pertama kali melemahkan kepercayaan konsumen adalah deflasi yang terjadi lagi selama 5 bulan pada Mei hingga September 2024. Menurut dia, peristiwa deflasi yang terjadi secara berturut-turut ini menunjukkan melemahnya daya beli masyarakat.
“Ini merupakan indikator melemahnya daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah,” kata Telisa.
Telisa mengatakan, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) juga melemahkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian. Kekhawatiran itu, kata dia, memuncak ketika sebuah perusahaan tekstil raksasa mengajukan pailit dan berpotensi merumahkan puluhan ribu pekerjanya. “Yah, itu juga menurunkan kepercayaan diri,” katanya. (rsa/mij) Simak video berikut: Video: Daya Beli Masyarakat Anjlok, Pengusaha ‘Tercekik’ Artikel selanjutnya Warga Indonesia Enggan Beli karena Dolar Terus Naik dari Rp 16.000