Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan Capital Improvement Ratio (ICOR) mencapai 4 dari 6 saat ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pesat sebesar 8%.
ICOR mencerminkan besarnya tambahan modal baru (investasi) yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Semakin tinggi nilai koefisien ICOR, maka semakin tidak efisien perekonomian suatu periode tertentu. Hal sebaliknya juga terjadi. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya skor ICOR Indonesia, mulai dari infrastruktur yang belum memadai, birokrasi yang rumit, biaya produksi hingga biaya logistik yang tinggi.
Airlanga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan untuk mencapai ICOR level 4, tujuan utama pemerintah adalah mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK). Sebab, kata dia, angka ICOR di banyak KEK justru berada di bawah tier 4.
“Jadi untuk mencapai 4% ICOR, kita perlu membentuk lebih banyak kawasan ekonomi khusus,” kata Airlanga dalam forum Dewan Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (13/1/2024).
Erlanga mengatakan, salah satu Kawasan Ekonomi Khusus atau Special Economic Zone (KEK) yang kemungkinan ICOR-nya di bawah 4 adalah Teluk Veda. Ia mengatakan, seluruh kegiatan perekonomian di kawasan tersebut terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga usaha dapat berjalan efisien.
“Jadi saya kasih contoh di Teluk Veda, ICOR-nya cuma 2. Kalau kita punya kawasan efisien seperti itu, kita jadi benchmark kelas dunia, ICOR-nya rata-rata antara kawasan ekonomi khusus dan kawasan ekonomi,” kata Airlanga. .
“Karena kawasan ekonomi tidak bisa langsung dibuat, karena investasinya, misalnya investasi di waduk, harus ada salurannya, investasi salurannya sampai ke sawah ya, butuh waktu lama,” tegasnya.
Kawasan ekonomi khusus yang sedang dikembangkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mencapai tingkat ICOR yang rendah seperti KEK untuk kawasan industri terletak pada sektor pariwisata. Sementara itu, ia mengingatkan efisiensi usaha di kawasan ekonomi khusus pariwisata masih terkendala mahalnya harga tiket pesawat.
“Basis pariwisata yang paling penting adalah angkutan udara, sehingga angkutan udara ini harus diselesaikan karena kapasitas kita sebelum dan sesudah Covid berbeda dalam jumlah pesawat yang digunakan,” kata Airlanga.
Erlanga memastikan Indonesia akan mencapai ICOR Level 4 dalam 3-4 tahun ke depan. Asalkan rencana pembangunan infrastruktur tanah air saling terkait sehingga roda usaha berjalan lancar dan efisien.
“Iya tentu perlu program yang lebih panjang, karena IKOR itu kan ada kaitannya dengan investasi, jadi tidak bisa langsung.” Jadi di IKOR ke-4 ini, target kita 3-4 tahun ke depan,” tegasnya. (arj/mij) Simak video di bawah ini: Video: Defisit APBN 2024 Rp 507,8 Triliun Artikel Berikutnya Burhanuddin Abdullah: Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6%, Bagus