JAKARTA, ILLINI NEWS – Tahun 2025 merupakan tahun penawaran umum perdana (IPO) saham milik perusahaan dan konglomerat. Baik unit IPO perseroan maupun konglomerat tersebut dikabarkan telah masuk dalam pencatatan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emiten pertama adalah Happy Hapsoro, emiten PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang merupakan anak perusahaan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), perusahaan kedua adalah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) alias PT. Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) artinya Sugianto Kusuma atau Aguan.
BEI berencana mencatatkan 66 perusahaan baru dan total 407 efek baru (termasuk sukuk, obligasi, dan waran terstruktur) melalui skema IPO. Selain itu, BEI menargetkan 2 juta investor pasar baru pada tahun 2025.
Kini, ada laporan pasar bahwa IPO kembali akan dilakukan setelah akuisisi saham RATU dan CBDK oleh sejumlah perusahaan dan konglomerat Indonesia.
ILLINI NEWS Research telah mengumpulkan lima perusahaan calon IPO pada tahun 2025.
PT Chandra Daya Investasi
PT Chandra Daya Investasi (PT CDI), anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific TBK (Perseroan) yang bergerak di bidang investasi, khususnya bisnis, berencana mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun ini.
“Perusahaan sudah mulai menjajaki kemungkinan rencana IPO PT CDI, namun masih dalam tahap pembahasan internal,” tulis manajemen, Selasa (20/8).
Manajemen mengatakan PT CDI merupakan salah satu mesin pertumbuhan Grup Chandra Ashri karena bisnisnya memiliki posisi yang baik.
“Tentunya perseroan akan mengikuti dan mematuhi ketentuan peraturan pasar modal terkait,” tutupnya.
TPIA diketahui merupakan bagian dari Barito Group milik konglomerat Indonesia Prazogo Pangestu.
PT Grea Idola
Yang terakhir ini termasuk dalam kelompok kolektif yang sama dengan Prazogo Pangestu. Kabarnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan membuka peluang IPO bagi perusahaannya PT Griya Idola.
Sebelumnya, Presiden Barito Pacific Agus Selim Pangestu mengisyaratkan perseroan akan memperluas lini ekonominya selain fokus pada petrokimia melalui PT Chandra Asri Pacific TBK (TPIA) dan Panas Bumi PT Barito Renewable Energy TBK (BREN).
“Di bidang real estate, kami telah memulai rencana pengembangan awal untuk memperluas area bisnis kami di Subang,” kata Prajogo Pangestu keiki dalam keterangan resmi yang dikeluarkan, Kamis (1/8/2024).
Agus juga mengatakan, lokasi usaha perseroan berada di dekat pelabuhan Patimban. Posisi kunci ini akan menempatkan BRP dengan baik dalam memanfaatkan peluang dalam pengembangan industri otomotif dan sejalan dengan rencana pemerintah untuk lebih memperluas investasi asing langsung, lanjutnya.
Sebagai referensi, Grea Idola memiliki empat portofolio yang meliputi sektor residensial, komersial, perkantoran, dan perhotelan. Di bidang residensial, perseroan tengah mengembangkan Grea Idola Residence Tangerong. Pembangunan grup tersebut dimulai pada tahun 2023 dan diharapkan selesai dalam lima tahun ke depan.
PT Samrecon Jasa Keuangan
Anggota PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) disebut-sebut tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di bisnis real estate PT Summarecon Investment Property (SMIP).
Ada indikasi kemungkinan IPO perusahaan SMRA ini mengingat Summarecon Mal Kelapa Gading telah dijual ke SMIP sebagai bagian dari rencana restrukturisasi persiapan SMIP untuk IPO tahun ini.
SMRA juga mencatat biaya dibayar dimuka sebesar Rp11 miliar yang dikenal sebagai “Beban IPO Anak Perusahaan”.
Saat ini, IPO anak usaha SMRA masih dalam tahap kajian regulasi internal.
Pt video dot com
PT Vidio.com merupakan anak perusahaan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang mengoperasikan layanan streaming video over-the-top.
Sebelumnya, perseroan berencana membawa video tersebut ke pasar modal, kata manajemen. Karena IPO merupakan exit strategi yang paling menarik bagi investor.
Namun, kemampuan membangun kepercayaan dalam masyarakat sangat diperlukan. Masyarakat umum merasa bahwa perusahaan-perusahaan ini memiliki pertumbuhan dan profitabilitas yang sehat dan karenanya harus berinvestasi pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Kini pihak manajemen sedang berusaha memperbaikinya, seperti halnya video yang sudah mulai berkembang baik dari segi teknologi maupun jumlah subscribernya.
Selain itu, pihak pengelola juga melakukan fasilitas dan upaya yang dapat membantu meningkatkan jumlah anggota, namun memerlukan waktu.
Di sisi lain, saat ini pasar modal belum sempurna sehingga manajemen harus menunggu kondisi dan waktu yang tepat untuk melakukan IPO.
ILLINI NEWS hebat
[alamat email] (terlihat)