berita aktual Bukan di RI, Johor Menjelma Jadi Titik Nol Revolusi Data Asia Tenggara

JAKARTA, ILLINI NEWS – Dunia sedang ramai dengan informasi, dan Johor, Malaysia diam-diam mencuri perhatian. Hanya dalam waktu 3 tahun, kapasitas pusat data di Johor telah berkembang dari 10 MW pada tahun 2019 menjadi 1.500 MW pada tahun 2024, menjadikannya salah satu pasar pusat data terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Ini merupakan lompatan dalam jumlah dan peluang yang sulit untuk diabaikan.

Johor telah menjadi magnet bagi raksasa teknologi global yang berlomba-lomba mendirikan pusat data di berbagai bidang seperti Sedenak Tech Park (STeP) dan Nusajaya Technology, mulai dari Nvidia hingga ByteDance. Lokasinya yang strategis, dekat dengan Singapura namun dengan biaya lebih murah, menjadi daya tarik.

Li Tinghan, ketua Komite Investasi Johor, mengatakan kepada CNA: “Ini bukan hanya persaingan, namun kerja sama lintas batas yang menguntungkan kedua belah pihak.”

Namun, peningkatan investasi ini menimbulkan masalah serius: tidak memadainya pasokan listrik dan air. Laporan menunjukkan bahwa pemadaman air dan listrik masih sering terjadi di Johor, sehingga mengancam stabilitas operasi pusat data.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Malaysia meluncurkan Inisiatif Jalan Hijau, yang mempercepat persetujuan infrastruktur hanya dalam 12 bulan, sebuah langkah yang disambut baik oleh investor global.

Anehnya, Indonesia, pasar internet terbesar di Asia Tenggara, justru tertinggal jauh. Dalam lima tahun terakhir, investasi data center di Indonesia hanya Rp 10 triliun dibandingkan Malaysia yang sebesar Rp 400 triliun. Bambang Brodjonego bahkan menekankan dalam Mindialog, “Indonesia harus belajar dari Johor yang telah melakukan upaya komprehensif untuk menarik investasi dengan insentif fiskal dan peraturan yang ramah investor.”

Johor kini menjadi model transformasi ekonomi digital, yang menawarkan pembelajaran berharga bagi negara tetangganya, termasuk Indonesia. Dengan kemampuan, inovasi, dan visi berkelanjutan, Johar siap menjadi wajah baru Asia Pasifik dalam revolusi data global.

Riset ILLINI NEWS

(melekatkan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *