Jakarta, ILLINI NEWS – CEO Amazon Andy Jassy membantah tudingan karyawan Amazon terpaksa bekerja di kantor untuk berhenti bekerja.
Hal itu dibantah Jessie dalam pertemuan dengan karyawan Amazon, Selasa (5/11/2024).
Ada orang yang berteori bahwa “yang kami lakukan adalah PHK, atau kami punya kesepakatan dengan [pemerintah] kota, jadi kami akan membawa semua orang [ke kantor] dan melakukan lebih banyak pekerjaan.” Seperti dilansir ILLINI NEWS Internasional. “Aku yakin kalian berdua salah.”
Pada bulan September, Amazon mengumumkan bahwa mulai 2 Januari, karyawannya harus bekerja penuh waktu di kantor atau di luar kantor (WFO). Sebelumnya, Amazon hanya mengizinkan karyawannya berada di kantor 3 hari dalam seminggu.
Kebijakan ini memaksa beberapa karyawan Amazon untuk bekerja lebih produktif dalam mode hybrid. Beberapa karyawan berpendapat bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya Jassi untuk memangkas biaya melalui PHK paksa.
Amazon, seperti perusahaan teknologi besar lainnya, memangkas biaya melalui PHK massal. 27,000 karyawan telah diberhentikan dari Amazon sejak tahun 2022.
Juru bicara Amazon mengatakan perusahaannya menawarkan beragam manfaat dan layanan, mulai dari penjemputan dan pengantaran hingga subsidi parkir dan penggantian biaya transit, bergantung pada lokasi.
“Ini bukan soal biaya. Ini soal budaya perusahaan dan penguatan budaya tersebut,” kata Jassi.
Jassi, yang mengumumkan kebijakan WFO, mengatakan langkah tersebut memungkinkan Amazon untuk “berinovasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan lebih baik.” (tarik napas) Tonton video di bawah ini: Video: Robot, Bos ChatGPT, dan Amazon membentuk usaha patungan Artikel berikutnya Raksasa AS khawatir dengan penjajahan Tiongkok