illini berita Wanita di Jakarta Pura-Pura Jadi Dukun, Sukses Tipu Orang Rp 19 M

Jakarta, ILLINI NEWS – Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal-hal mistis, seperti mengunjungi dukun untuk mengubah nasib, menjadi peluang bagi seorang wanita Jakarta bernama Raden Ajoe untuk melakukan tindak pidana.​

Kejahatan yang dilakukannya adalah melakukan penipuan dengan menyamar sebagai pengusaha yang mampu mengubah hidup orang. Pertama-tama, Raden Ajoe menceritakan kepada banyak orang bahwa dirinya adalah seorang astrolog dan astrolog.

Karena kemampuan Anda meramalkan masa depan, Anda bisa mengubah nasib seseorang. Tak hanya itu, ia juga bisa membuat orang kaya karena mengetahui di mana letak harta karun yang terpendam di bawah papan lantai rumah.

“Jika harta karun itu ditemukan, maka sepenuhnya menjadi milik penemunya dan dia akan menjadi kaya raya,” kata Raden Ajoe dikutip dalam Nieuewe Courant (12 Oktober 1949).

Namun Raden Ajo menambahkan, untuk bisa memberikan nasehat atau berbincang mengenai kondisi harta karun tersebut, harus dilakukan ritual spiritual secara lengkap di kediaman pribadinya. Ini adalah roh yang dapat melakukan perjalanan melalui dunia supranatural dan terowongan waktu menuju masa depan.

Namun, lautan memerlukan modal. Pada titik ini, Ajoe meminta komisi kepada calon klien. Orang yang percaya pada ilmu kebatinan dan ingin mengubah takdirnya agar cepat kaya tidak perlu berpikir dua kali sebelum bertindak.​

Mereka langsung memberikan uang itu kepada Acho. Agar lebih meyakinkan, ia berpura-pura menghubungi teman-teman kayanya di Istana Negara di depan pelanggan. Sebab, kepercayaan masyarakat terhadap wanita ini semakin meningkat.​

Saat mereka menerima uang tersebut, Acho melakukan upacara, yaitu kebenaran yang disembunyikan oleh kebohongan. Belakangan, saya memberinya nasihat dan memintanya untuk terus meminta gaji. Singkatnya, Anda mencoba menyelamatkan pelanggan.

Awalnya aktivitas Aqiao berjalan lancar dan tidak ada yang mengetahui kalau wanita tersebut telah selingkuh. Jurnalis de Vrije Pers (13 Oktober 1949) menulis bahwa akhirnya, ketika Acho berpura-pura mengundang orang kaya ke Istana Nasional, seorang pengusaha Tiongkok menyadari ada yang tidak beres.​

Pedagang itu tahu bahwa dukun itu sebenarnya tidak menelepon. Dari sini, dia melaporkan kejadian itu ke polisi. Singkat cerita, polisi melancarkan penyelidikan dan penipuan Acho terungkap. Ternyata Aqiao bukanlah seorang pengusaha, melainkan seorang pengangguran.

Anda juga pasti tahu kalau lowongan kerja tidak hanya ada di Jakarta saja, tapi juga ada di Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Faktanya, dia berhasil menghasilkan banyak uang.​

Jurnalis de Vrije Pers (13 Oktober 1949) menulis: “Penipu ulung membuat korbannya menderita kerugian hingga 175.570 rupiah di Semarang, Surabaya, dan Batavia. Sedangkan di Yogyakarta, ia menimbulkan kerugian Shield sebesar 463.000 rupiah.

175.570 gulden adalah jumlah uang yang sangat besar pada saat itu. Sebagai perbandingan, harga 1 gram emas mencapai 44 gulden Belanda, menurut surat kabar “Indonesia” (13 Juni 1950).

Artinya penipuan ratusan ribu gulden bisa membeli 4 kilogram emas. Jika dikonversikan ke harga emas tahun 2024, maka 4 miliar rupiah bisa membeli 4 kilogram emas. Artinya N175.750 setara dengan Rp 4 miliar pada tahun 2024.​

Demikian pula Rp. Artinya 463.000 bisa membeli 15 kilogram emas. Jika dibandingkan dengan harga emas saat ini, 15 kilogram bisa dijual Rp 15 juta.​

Artinya Raden Ajoe berhasil menipu banyak orang dan menimbulkan kerugian hingga Rp 19 miliar. Akibat perbuatannya, Laden Acho dipenjarakan di Salemba. Dia tidak sendirian, menurut catatan, salah satu temannya juga dijebloskan ke penjara. Dari uang curian tersebut, kami mengetahui bahwa Ajoe menggunakannya untuk menghidupi 10 temannya.​

(mfa/sef) Saksikan video di bawah ini: Video: Surat tentang prospek bisnis produk perawatan rambut lokal yang mendunia Artikel selanjutnya Kisah seorang tahanan Israel yang menjadi miliarder, memilih mendukung kemerdekaan Palestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *