Jakarta, Indonesia ILLINI NEWS Pasar keuangan sebagian besar Indonesia mengakhiri perdagangan di zona hijau pada akhir pekan lalu. Indeks Kurikulum Bersama Komprehensif (CSPI) dan Rupiah ditingkatkan. Namun, pengembalian Efek Nasional (SBN) secara bertahap meningkat.
Indeks Harga Saham Komprehensif (CSPI) berakhir minggu lalu di zona hijau dan naik 0,2% ke level 6.803 Jumat lalu (21/2/2025).
Namun, hari kerja JCI turun 0,39% dan 4,43% sepanjang Februari. Kesepakatan itu tenang Jumat lalu, dengan nilai kesepakatan $ 93,4 triliun, dan 14,22 miliar saham dari $ 1,08 juta.
Lima departemen mendukung JCI, yaitu teknologi (2,85%), properti (1,91%), utilitas (1,17%), bahan baku (0,87%) dan kesehatan (0,11%).
Stok DCI Indonesia (DCII) menjadi pendorong paling penting untuk menurunkan 20% dan mengurangi 20% selama tiga hari berturut-turut dan mencetak indeks 17,73 poin.
Tekanan JCI masih berasal dari aliran cepat rata -rata asing. Hingga 19 Februari, negara -negara asing hanya dibeli secara online selama dua hari, dan sisanya terus mengambil tindakan penjualan.
Indeks MSCI juga mengurangi sebagian saham Republik Indonesia, dengan jumlah pemilih yang memasuki standar global MSCI menyusut dari 28 perusahaan pada 2019 menjadi 17 perusahaan pada Maret 2025, yang mempengaruhi penurunan saham Indonesia dari 2,2% menjadi 1,5% pada akhir 2024.
Rubiya, Indiana yang kuat, jatuh ke Rs 16.300 selama akhir pekan
Sementara itu, pada akhir pekan lalu, kursus perdagangan rupee memperkuat Dolar AS (AS) setelah rilis data operasional.
Menurut data berbasis RE, Rupiah menyelesaikan 0,15% menjadi Rp 16.300/US $ pada awal transaksi, setelah memiliki kesempatan untuk menyentuh RP 16.260/US $ pada awal transaksi. Namun, setiap minggu, Rupiahen masih melemah sebesar 0,28%.
Sebuah laporan dari Bank of Indonesia (BI) menunjukkan bahwa defisit saldo operasi turun menjadi US $ 1,1 miliar (PDB 0,32%) pada kuartal keempat, turun US $ 2 miliar (0,56% PDB) pada kuartal sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari surplus dalam neraca perdagangan, terutama ekspor non-minyak dan gas yang meningkat seiring dengan meningkatnya gelombang harga produk utama.
Sementara itu, hasil sbntenor 10 tahun meningkatkannya menjadi 6,79% Jumat lalu dari 6,77% sehari sebelumnya. Dividen berbanding terbalik dengan harga. Investor menjual kenaikan Mark SBN, jadi harganya turun.