illini berita Jangan Kaget, Ini 5 Efek yang Terjadi kalau Kamu Kurangi Konsumsi Gula

JAKARTA, ILLINI NEWS – Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa menimbulkan berbagai penyakit. Dalam jurnal National Library of Medicine, asupan gula yang tinggi kerap dikaitkan dengan diabetes, penyakit kardiovaskular, bahkan gangguan metabolisme.

Namun di sisi lain, mengurangi konsumsi gula juga dapat berdampak pada kesehatan. Pasalnya, tubuh akan kehilangan sumber energi utamanya karena gula alami pada karbohidrat membantu menjalankan aktivitas sehari-hari dan menjaga pikiran tetap jernih.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengonsumsi gula dalam jumlah sedang dan menjaga pola makan seimbang. Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi gula sebesar 10% dari total energi sebesar 200 kkal.

Jika mengacu pada anjuran tersebut, jumlah gula yang dikonsumsi per hari adalah 50 gram atau sekitar empat sendok makan per hari.

1. Gula darah menurun dan metabolisme tubuh membaik Mengonsumsi makanan manis dalam jumlah banyak seringkali meningkatkan gula darah dan menyebabkan pankreas melepaskan insulin. Insulin adalah hormon yang membantu menurunkan gula darah ke tingkat normal.

Konsumsi gula secara teratur menyebabkan tubuh Anda memproduksi terlalu banyak insulin, yang dapat menyebabkan resistensi insulin – suatu kondisi di mana sel-sel tidak merespons insulin dengan baik. Resistensi insulin meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

“Dengan menghilangkan gula, kadar insulin Anda akan lebih stabil, mengurangi risiko terjadinya resistensi insulin dan mendukung kesehatan metabolisme secara keseluruhan,” kata ahli gizi Danielle Smith.

2. Perubahan suasana hati Saat pertama kali mengurangi gula, Anda mungkin merasa mudah tersinggung dan mual. Ini merupakan reaksi yang wajar karena gula dapat meningkatkan mood sehingga Anda merasa sedih ketika asupan gula dikurangi.

Gula tidak hanya mengacaukan gula darah Anda, tetapi juga dapat mengacaukan kimia otak Anda. “Konsumsi gula dapat memengaruhi kadar dopamin, neurotransmitter yang berhubungan dengan kebahagiaan,” kata Smith. Dan mengurangi asupan gula seiring berjalannya waktu dapat mengganggu keseimbangan ini.

Kabar baiknya adalah kebingungan ini hanya bersifat sementara, karena kemungkinan besar Anda akan berada dalam suasana hati yang baik setelahnya. Gula memiliki efek yang sangat kuat pada usus dan otak Anda, yang keduanya memengaruhi perasaan Anda.

“Sumbu usus-otak adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan pusat emosi dan kognitif otak dengan fungsi usus perifer. Terlalu banyak gula dapat merusak kesehatan usus, dan mikrobiota usus yang tidak seimbang dikaitkan dengan perasaan depresi,” kata Smith. dikatakan

3. Makanan dan minuman manis yang tinggi kalori tetapi nilai gizinya sedikit, berat badan Anda akan turun. Sayangnya, kita menjadi kecanduan makanan dan minuman manis yang sulit dihentikan.

Faktanya, menghilangkan gula dari pola makan Anda akan mengurangi asupan kalori Anda secara keseluruhan—dan mengonsumsi lebih sedikit kalori dapat membantu Anda menurunkan berat badan.

“Dengan mengurangi gula, Anda menstabilkan kadar gula darah, yang secara alami membantu mengekang nafsu makan dan mempermudah penerapan pola makan sehat,” kata Smith.

4. Mencerahkan Kulit Gula merupakan stimulan yang dapat memperburuk kondisi kulit seperti jerawat. Pola makan tinggi glisemik (yang menyebabkan gula darah tinggi) telah dikaitkan dengan jerawat dalam banyak penelitian, menurut tinjauan sistematis tahun 2022 di JAAD International.

Gula tidak hanya menimbulkan jerawat, tetapi juga dapat membuat kulit Anda menua lebih cepat.

“Gula juga dapat menyebabkan penuaan kulit akibat proses glikasi, dimana molekul gula mengikat protein di kulit sehingga menyebabkan hilangnya elastisitas dan kerutan,” kata Smith.

“Mengurangi asupan gula dapat meningkatkan kejernihan kulit dan memperlambat proses penuaan yang terkait dengan peradangan dan glikosilasi,” kata Smith.

5. Tidur nyenyak: “Konsumsi gula dapat mempengaruhi produksi dan pengaturan hormon seperti serotonin dan melatonin, yang berperan penting dalam mengatur tidur,” kata Smith.

Dalam studi tahun 2016 di Journal of Clinical Sleep Medicine, peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi gula mengalami kesulitan tidur nyenyak.

“Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kemungkinan terbangun di malam hari. Upaya tubuh untuk menjaga kadar glukosa saat tidur dapat mengganggu siklus tidur dan menyebabkan terbangun di malam hari,” kata Smith. (miq/miq) Simak videonya di bawah ini: Video: Persaingan dan Pertumbuhan Bisnis Skin Care Saat Daya Beli Masih Lemah Artikel Selanjutnya 9 Tanda Terlalu Banyak Gula dalam Tubuh Bisa Jadi Penyakit Serius!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *