berita aktual Isyarat Terbaru Bahlil, Kendaraan Ini Bakal Dilarang Isi BBM Subsidi

Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintah sedang mengkaji skema subsidi baru. Subsidi yang dibahas salah satunya adalah subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti pihaknya dan beberapa lembaga terkait akan menggelar pertemuan pekan depan mengenai skema subsidi energi, termasuk subsidi BBM, listrik, dan liquefied petroleum gas (LPG).

Kami kemudian akan membahas siapa yang berhak menerima manfaat. Maklum, subsidi energi saat ini terlalu besar hingga mencapai Rp435 triliun.

Untuk itu, perlu adanya skema yang tepat agar subsidi tidak membengkak secara berlebihan dan tepat sasaran. “Nah, kita akan rapat, mungkin Senin atau Selasa, kita akan mulai rapat tim untuk membahasnya dengan dana hibah yang begitu besar, kalau tidak sesuai peruntukannya maka tidak tepat, sedangkan dana hibah ini akan diberikan. kepada saudara-saudara kita yang berhak menerimanya,” kata Menteri Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, dikutip (3/11).

Salah satu sinyal Bahlil agar subsidi BBM lebih tepat sasaran adalah kendaraan, khususnya mobil pelat hitam dan mobil berkapasitas DC besar, tidak bisa membeli BBM bersubsidi.

“Contohnya bahan bakarnya disuplai ke mobil plat hitam yang motornya DC gede kan? Jadi kita kelola dengan baik,” ujarnya.

Sebelumnya, Penasihat Presiden Bidang Energi Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, ada dua opsi skema subsidi energi yang bisa dilakukan pemerintah agar anggaran subsidi lebih tepat sasaran.

Purnomo juga tidak memungkiri bahwa subsidi energi, termasuk subsidi BBM dan LPG, saat ini belum sesuai target. Ia menjelaskan, saat ini ada dua kemungkinan skema subsidi BBM CS yang bisa diterapkan di Indonesia. “Pilihannya ada dua, saya selalu bilang pilihan itu pada akhirnya adalah keputusan politik, keputusan politik antara parlemen dan eksekutif,” ujarnya di Jakarta, dikutip Senin (28/10/2024).

Pertama, Purnomo mengatakan program subsidi energi yang masih dijalankan untuk produk-produknya dapat diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat yang membutuhkan.

Jika skema subsidi ini digunakan, kemungkinan harga BBM bersubsidi saat ini akan naik secara bertahap hingga mencapai harga keekonomian.

“Pertama, kalau saya mau pakai subsidi langsung, harganya harus naik bertahap hingga mencapai harga pasar keekonomian, tapi kemudian tambahan penghasilannya dikembalikan ke masyarakat dengan BLT atau bantuan tunai,” kata Purnomo.

Kedua, lanjut Purnomo, rezim subsidi yang dapat dilakukan adalah dengan sistem kuota, artinya subsidi tetap diberikan pada jenis produk, namun perlu dilakukan pemutakhiran data masyarakat yang berhak menerima atau membeli. produk energi bersubsidi. . Opsi kedua, seperti sekarang, tapi menggunakan sistem kuota, untuk menyasar, jelasnya.

Dengan begitu, menurut Purnomo, pemerintah harus memutar otak untuk menentukan skema subsidi mana yang tepat untuk diterapkan, khususnya untuk BBM cs. Artinya tidak tepat sasaran, ini yang juga perlu dikaji ulang untuk berbagai produk subsidi Pertalite, Solar, B35, LPG, Minyak Tanah, (golongan listrik) R1, R2, tutupnya.

(pgr/pgr) Simak video berikut: Video: Bahlil Sebut Nilai Subsidi Energi Tak Sesuai Target Rp 100T Artikel selanjutnya Siap-siap! Kebijakan BBM bersubsidi baru akan diterapkan pada 1 September 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *