Jakarta, ILLINI NEWS – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda “matahari palsu” dapat ditemukan di bawah tanah. Penelitian ini tentang jumlah air tanah yang semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Bahkan, penurunannya bahkan lebih besar dibandingkan 30-40 tahun lalu.
Dalam studi yang dilakukan UC Santa Barbara menunjukkan penurunan mencapai 71%, lebih dari 16% pada periode 1980-1990.
Temuan lainnya adalah angka kejadiannya tiga kali lebih tinggi di beberapa daerah dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya.
Kajian dilakukan dengan mengumpulkan data dari catatan nasional dan internasional. Selain itu mereka juga menggunakan data yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Selama dua tahun kami membersihkan dan memilih data yang berguna. Pekerjaan ini dilakukan untuk memahami 300 juta pengukuran ketinggian air dari 1,5 juta sumur selama 100 tahun terakhir.
Pekerjaan tim peneliti tidak berhenti sampai di situ. Mereka menafsirkan data air tanah global lainnya dan menyelidiki lebih dari 1.200 nilai untuk merekonstruksi batas-batas akuifer di wilayah studi, dan menganalisis tren tingkat air tanah di 1.692 akuifer.
Hanya ada satu cara untuk mengatasi masalah ini. Yaitu dengan menyimpan air di bawah tanah, jika dilakukan sesuai rencana lahan yang sesuai.
Cara ini diyakini dapat menghemat air dengan lebih baik karena lebih murah, tidak terlalu mengganggu, dan berbahaya.
Penyimpanan air tanah dapat memberikan manfaat ekologis lokal. Peneliti Program Studi Lingkungan UC Santa Barbara, Debra Perrone, menjelaskan bahwa irigasi akuifer dapat menghemat hingga enam kali lebih banyak per dolar dibandingkan sumber air. (dem/dem) Simak video berikut ini: Video: Industri Cloud RI Vs Negara Tetangga, Lebih Menarik Mana? Berita berikutnyaIlmuwan Temukan Suplemen untuk Mempercepat Penangkapan Ikan di Batang Pohon