Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap rencana pemerintah mengkaji skema bahan bakar minyak (BBM) dan subsidi listrik. Meski demikian, dia menegaskan cadangan liquefied petroleum gas (LPG) tidak akan berubah.
Menurut Bahlil, perubahan pasokan dan dukungan listrik masih dalam tahap perhitungan dan pengkajian lebih lanjut. Yang pasti salah satu tujuan mekanisme penyaluran bantuan adalah bantuan langsung tunai (BLT).
“Peninjauan terus dilakukan. Saya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang baru. Kami selalu mengevaluasi setiap rencana dan aturan. Peristiwa terjadi seiring berjalannya waktu. Ya, kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya usai rapat yang dikoordinasikan beberapa menteri.
Bahlil mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto memberinya waktu dua minggu untuk mempercepat kajian ini. Hasil penilaian rencananya akan disampaikan kepada Presiden pada pekan depan. “Semua ini dalam rangka pelayanan yang baik, tepat waktu, dan adil kepada masyarakat. Mereka hanya memberi saya waktu 2 minggu. Jadi saya harus mempercepatnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan, pemerintah akan memberikan subsidi dan kompensasi sebesar Rp435 triliun pada tahun 2024, termasuk untuk BBM, LPG, dan listrik. Jumlah ini berarti subsidi LPG sekitar Rp 83 triliun.
Sayangnya subsidi besar-besaran dari pemerintah yang diperluas belum juga tepat sasaran atau masih banyak orang kaya yang menikmati subsidi tersebut. Padahal, menurut catatan Bahlil, pemanfaatan sumber daya meleset 20%-30% dari target.
“Sekitar 20-30% subsidi BBM dan listrik mempunyai sumber daya yang tidak tepat sasaran. Dan ini termasuk besar, angkanya sekitar Rp 100 triliun. Bukankah subsidi itu untuk masyarakat miskin saudara-saudara kita, ekonominya bagus?’, sehingga diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya bagus,” jelasnya dalam jumpa pers. di Hotel Four Times, Batavia pada Minggu (3/11/2024).