Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas menguat selama dua hari berturut-turut pada minggu ini, mengakhiri penurunan enam hari berturut-turut.
Menurut Refinitiv, harga emas acuan global (XAU) di pasar spot ditutup pada US$2.655,99 per troy ounce pada Jumat lalu (10/11/2024), tertinggi satu hari sebesar 1,01%, terus naik 0,83% pada Kamis. ,
Apresiasi yang terlihat dalam dua hari tersebut mematahkan pelemahan enam hari terakhir sehingga harga emas berhasil mengakhiri pekan ini di zona hijau atau 0,14%.
Harga emas dengan cepat naik ke level tertinggi sepanjang masa di US$2.670,20 per troy ounce pada 26 September.
Harga emas menguat karena data inflasi AS berada di bawah ekspektasi, sementara pasar energi stabil.
Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan indeks harga konsumen AS untuk bulan September naik 2,4% dari tahun sebelumnya, lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 3%, sementara data ketenagakerjaan pasar tenaga kerja meningkat lebih dari yang diperkirakan dan tingkat pengangguran menurun.
Pada awal Oktober, pasar menerima informasi mengenai tambahan 254.000 pekerjaan non-pertanian untuk periode hingga September 2024. Lebih dari pangsa pasar yang diharapkan yaitu 140.000 pekerjaan.
Non-farm payrolls (NFP) bulan lalu tercatat sebagai yang terkuat dalam enam bulan dan di atas rata-rata 12 bulan sebanyak 203.000 pekerjaan.
Data peningkatan penciptaan lapangan kerja menunjukkan pasar tenaga kerja stabil, dengan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% dari 4,2% pada bulan sebelumnya. Situasi ini menunjukkan bahwa pasar energi telah stabil.
Namun, pada minggu ini ada angka klaim pengangguran terkini yang kembali meningkat akibat dampak Badai Helene. Secara khusus, jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran di Amerika Serikat meningkat sebesar 33.000 menjadi 258.000 untuk pekan yang berakhir pada tanggal 5 Oktober, melebihi ekspektasi pasar sebesar 230.000. Ini merupakan level tertinggi dalam 14 bulan terakhir.
Jumlah klaim pengangguran telah meningkat lagi di tengah tingginya inflasi, meningkatkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga, dan pasar kini menyarankan penurunan sebesar 25 basis poin (bps), menurut survei alat CME FedWatch. November yaitu 86,9%.
Di sisi lain, harga emas masih dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah yang menyebabkan tingginya minat pemburu emas sebagai safe haven.
Riset ILLINI NEWS (TSN/TSN)