Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (CSPI) telah meningkatkan Pandis dalam dalam perdagangan hari ini, Kamis (2/2/2025). Indeks perdagangan saham domestik telah turun ke tingkat 6.800. Dari data yang dapat diperbaiki, sekitar 2% dari JCI yang terdaftar sekitar 2% atau ditinjau secara definitif 121,45 poin (-1,81%) 11:17 dari perdagangan tertutup dalam WIB 6.894,81 hingga 6.894,81.
Kelemahan CSPI telah dipercepat di tengah -tengah ritme pengenalan laporan keuangan bank -bank besar negara itu. Namun, keadaan keuangan ini bukan satu -satunya semangat yang mempengaruhi kecepatan JCI hari ini. Pengenalan data PDB Indonesia yang kehilangan tujuan pemerintah untuk menekan kecepatan saham di CSPI.
Ini diumumkan oleh pakar keuangan Magic Sacuritas, Ratih Mastik pada siapa pun pada hari Kamis 6/2/2025). Dia mengatakan bahwa kinerja bank -bank besar mengalami peningkatan pada kuartal keempat 2024, dengan iklim yang tinggi dengan tingkat bunga dan daya beli yang lemah. Akibatnya, investor asing telah melarikan diri dan mendaftarkan penjualan bersih di pasar saham 490 juta euro, didominasi oleh bank besar.
“Sementara itu, kondisi ekonomi domestik yang lambat juga tercermin dalam pelepasan pertumbuhan ekonomi (PDB). Badan Statistik Pusat (BPS) melaporkan bahwa PDB turun 5,03% yoy atau 5,05% di Indonesia untuk 2024.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil pada 5%pada tahun 2024, tetapi jika lebih banyak digunakan, situasinya tidak sepenuhnya baik karena waktu pemilihan regional (Pilkada) pada akhir tahun adalah pemilihan presiden (Pilpres) pada awal tahun berikutnya.
Ini berharap bahwa, dengan momen penting ini, konsumsi publik dapat secara signifikan meningkatkan dan menembak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sayangnya, data mengatakan secara berbeda. 5,2% Tujuan Pembangunan Pemerintah. Faktanya, tren pembangunan ekonomi Indonesia mengalami jatuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih besar dari 2024 pada tahun 2022 dan 2023, 5,31% dan 5,05%, masing -masing.
Sebelumnya, Andrei Asmoro, kepala ekonom kuil bank, menekankan bahwa fokus pasar minggu ini adalah untuk menerbitkan pertumbuhan ekonomi. Mereka memperkirakan perkembangan ekonomi yang rendah dengan konsumsi lokal yang mengalami stabilitas.
“Partisipan pasar masih khawatir tentang melemahnya konsumsi, yang inflasi yang signifikan masih diarahkan oleh harga emas, sementara Agustus 2024 Guste mengalami penurunan tingkat penjualan ritel, yang mengkonfirmasi kelemahan konstan daya beli di kelas menengah atas,” jelasnya pada hari Rabu (5/3/2025).
Pidana
Badan Statistik Pusat (BPS), kepala aksi perpisahan Amalia Ediningagar, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi menurun tahun lalu, ketika jaringan ekspor menurun tahun lalu. Karena peningkatan kinerja impor yang tinggi dibandingkan dengan ekspor pada tahun 2024.
“Komponen di mana tingkat ekspor ekspor lebih tinggi di jaringan ekspor,” kata Amalia selama konferensi pers di Jakarta, Jakarta, markas markas BPS Fissure pada hari Rabu (2/2/2025).
Total ekspor bersih hanya RP dengan harga berkelanjutan pada tahun 2024. Situasi ini diluncurkan untuk kehilangan situasi pada tahun 2023, alih -alih mengimpornya pada tahun 2024, pada tahun 2023.
Tahun lalu, pertumbuhan ekspor adalah 6,51% sementara impor mereka meningkat 7,95%. Meskipun pada tahun 2023, pertumbuhan ekspor hanya 1,32%, tetapi impor dikontrak atau dikurangi oleh 1,65%.
“Karena positif (ekspor bersih) sedikit kurang dari tahun 2023, kontribusi pertumbuhan ekonominya membutuhkan 0,01%, ini adalah faktor yang tahan pertumbuhan tinggi,” kata Amalia.
.