illini berita Tak Disangka, Buah Asli RI Ini Disukai Orang Eropa, Jadi Barang Mahal

Jakarta, ILLINI NEWS – Musim durian akan segera dimulai di Indonesia. Sejak bulan Desember hingga saat ini, pohon Durian sudah memasuki masa panen dan siap dikonsumsi. Tak heran jika buah ini mudah didapat. Banyak pedagang yang menjual durian dengan harga murah di jalan dan langsung dikerumuni pembeli. 

Siapa sangka buah berbau menyengat ini tidak hanya disukai masyarakat Indonesia saja, tapi juga masyarakat Eropa yang sebelumnya dianggap tidak menyukainya. Sejarah mencatat orang-orang Eropa yang berkunjung ke Indonesia kecanduan durian. Ia bahkan menyebutnya sebagai salah satu buah terlezat di dunia.

Durian, populer di kalangan orang Eropa dan mahal

Sejak lama orang Eropa tidak pernah mengenal buah yang unik. Mereka hanya makan buah-buahan berukuran kecil hingga sedang yang memiliki rasa manis dan asam. Baru setelah dimulainya era penjelajahan lautan, mereka membuka mata.

Ternyata di belahan dunia lain masih ada buah berduri yang berukuran sangat besar dan berbau menyengat, namun enak. Buahnya durian, nama latinnya Durio zibenthinus Murr.

Buah ini berasal dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bukti durian tertua terdapat di Candi Borobudur yang berasal dari tahun 824 Masehi. Saat itu, masyarakat Jawa sudah mulai mengonsumsi durian. Kemudian dijadikan sebagai objek penawaran dan jual beli.

Sedangkan orang Eropa baru menemukan durian pada tahun 1500-an. Di Indonesia, catatan paling awal mengenai durian diperoleh oleh seorang peneliti bernama Lynn Short. Pada tahun 1599, ia menulis bahwa durian “memiliki rasa yang sangat nikmat. “Dibandingkan buah lain di dunia, ini adalah yang paling enak.”

Meski begitu, catatan yang membuat Durian lebih dikenal orang Eropa baru ditulis pada tahun 1741 oleh penjelajah Rumphius. Rumphius melalui Herbarium Amboinense mengatakan ada tiga varietas durian di Indonesia, salah satunya tumbuh di Kalimantan.

Saat pertama kali melihatnya, ia dikejutkan dengan ukurannya yang lebih besar dari kepala manusia. Bentuknya seperti duri dan mempunyai bau yang menyengat namun rasanya lezat. Ia menulis tentang penemuan buah tersebut dengan nama “Durio”, yang kemudian menjadi nama latin untuk “durian”. 

Berkat pemaparan Rufius yang mendetail, rasa penasaran orang Eropa mencapai puncaknya. Setelah itu banyak orang yang datang dan salah satu kegiatannya adalah mencicipi durian. Salah satunya adalah orang Skotlandia John Crawford. Sekitar tahun 1820, ia pertama kali mencicipi durian.

Ia menggambarkan buahnya sebesar kepala dan memiliki bau yang menyengat. Namun, semua itu hilang saat saya mencoba isian duriannya. 

“Daging putih buah ini adalah rasa favorit saya dibandingkan buah lainnya. Setelah dipanggang rasanya enak. Mirip dengan buah chestnut,” kata John Crawford dalam memoarnya, History of India.

Setelah mencobanya, Crawford mengerti kenapa durian begitu mahal. Rupanya, hal ini karena rasanya yang lezat. 

Katanya satu durian lebih mahal dari selusin nanas. Di Eropa, nanas merupakan buah yang mahal dan pernah menjadi simbol kemewahan. Meski belum ada angka pastinya, namun bisa dibayangkan berapa harga yang harus dikeluarkan untuk membeli durian yang lebih mahal dari simbol kemewahan tersebut.

Selain Crawford, Alfred Russell Wallace menceritakan kisah lain yang membuka mata orang Eropa terhadap buah eksotik ini. Di Kepulauan Melayu (1869), naturalis terkemuka dunia menyebut durian sebagai salah satu buah terindah, dengan cita rasa yang tiada tara. Berdasarkan hal tersebut, ia menyebut durian sebagai “Raja Buah” dan masih digunakan hingga saat ini.

Untuk mendapatkan durian terbaik, kata Wallace, Anda perlu mencari buah yang baru jatuh dari pohonnya. Karena rasanya tidak ada bandingannya. 

“Daging buahnya seperti puding yang diolesi mentega dan almond. Baunya seperti keju bercampur selai bawang. […] Namun menyantap durian merupakan sensasi baru dan patut dicoba saat berwisata ke Timur (Redaksi, Indonesia),” tulis Wallace. 

Kesaksian Renfis, Crawford dan Wallace hanyalah tiga dari sekian banyak cerita yang membuka mata orang Eropa terhadap lezatnya durian. Meski begitu, masih banyak orang Eropa yang enggan mencicipi durian karena baunya yang tidak sedap.

Banyak ahli yang mengatakan keengganan tersebut disebabkan oleh sentimen kolonial yang menganggap berbagai produk yang dihasilkan negara kolonial terbelakang. Namun, emosi tidak bisa menggantikan fakta bahwa durian pernah menjadi favorit masyarakat Eropa dan dijual dengan harga mahal.

(mfa/sef) Saksikan video di bawah ini: Video: Teks Perspektif Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal yang Mendunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *