Jakarta, ILLINI NEWS – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa aerosol yang menghasilkan orang dapat mendinginkan iklim yang lebih dari yang direncanakan sebelumnya, sehingga mereka cenderung mencakup pemanasan global yang sebenarnya. Astudi, yang dipimpin oleh Universitas Institut Finlandia dan Meteorologi Timur, mengatakan bahwa partikel -partikel kecil di udara memiliki dampak besar pada sifat awan, yang kemudian mempengaruhi suhu bumi. Kesimpulan ini diharapkan untuk meningkatkan keakuratan model iklim dalam memprediksi perubahan iklim di masa depan.
Sponsor ini adalah partikel kecil yang mengalir di udara, berasal dari sumber -sumber alami seperti letusan gunung berapi atau kelautan -sees, serta dari aktivitas manusia seperti membakar bahan bakar fosil, pelepasan industri, untuk memasak. Studi yang diterbitkan di Nature Geoscience’s Magazine menggunakan data jangka panjang dari titik kontrol Aerosolside, awan dan pelacakan penelitian gas (ACTIS) di Svalbard dan Finlandia. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan volume aerosol memiliki dampak yang jauh lebih besar pada sifat awan daripada rencana sebelumnya.
“Emisi antropogenik dari partikel -partikel kecil mendinginkan iklim dengan mengubah sifat awan, sehingga kebanyakan orang menambahkan pemanasan gas rumah kaca,” kata Profesor Annela Virtanen dari Universitas Finistern Timur, dikutip di halaman Eropa, pada hari Jumat (11/4/2025). Selain itu, penelitian ini juga menilai kemampuan model iklim untuk menggambarkan hubungan antara sifat awan dan semprotan. Para ilmuwan telah menemukan kelemahan dalam menyajikan proses penting ini dalam berbagai jenis, serta perbedaan yang signifikan dalam model yang terkait dengan aerosol dan interaksi cloud. “Kesimpulan ini akan membantu kita mengembangkan model iklim yang lebih akurat untuk memprediksi perubahan iklim di masa depan,” Profesor Sam Romindiem tentang penyelesaian Institute for the Meteorological Institute. .