Jakarta, ILLINI NEWS – Badai tak henti-hentinya menerjang pabrikan mobil raksasa asal Jerman, Volkswagen. Perusahaan masih kesulitan menggaji pekerjanya dan terancam menutup tiga pabrik besar.
Dewan manajemen akan memulai pembicaraan lebih lanjut dengan serikat pekerja yang mewakili sekitar 120.000 pekerja Jerman pada hari Kamis, Reuters mengutip kantor berita Reuters. Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji sebesar 7%, sementara Volkswagen mengancam pemotongan gaji sebesar 10%.
Permasalahan yang dihadapi para pekerja sendiri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi Volkswagen. Pernyataan dari dewan kerja internal Volkswagen menyoroti biaya pekerjaan karena perusahaan terus menghadapi masalah dengan mobil murah dari Tiongkok.
Di VW AG, anak perusahaan Jerman yang mengelola enam pabrik tersebut, rasionya diperkirakan 15,8%-17,5%. Volkswagen mengatakan pihaknya tidak mempublikasikan angka terpisah untuk VW AG.
Temuan dewan ketenagakerjaan ini didasarkan pada laporan tahunan yang menunjukkan total tunjangan karyawan perusahaan dibandingkan dengan pendapatan mereka. Angka tersebut mencakup seluruh pekerja, mulai dari pabrik hingga pekerja kantoran
“Persentase pendapatan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di Volkswagen di seluruh dunia turun dari 18,2% pada tahun 2020 menjadi 15,4% pada tahun 2023. Namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan BMW, Mercedes-Benz dan Stellantis, yang membelanjakan antara 9,5% dan 11% pada tahun 2023. ” Demikian pemberitahuan Dewan Karya yang dibawa pada Rabu (20/11/2024).
Analis Stifel Daniel Schwarz mengatakan salah satu alasan perusahaan mengeluarkan uang untuk tenaga kerja adalah karena mereka melakukan banyak hal dengan perangkat lunak internal. Namun, tekanan terhadap margin di Tiongkok berarti perusahaan perlu mengurangi biaya tetap.
“Merek VW menjadi pemimpin pasar di Eropa setiap tahun sejak 2005, mobilnya kompetitif. Masalahnya bukan pada produknya, tapi harganya,” ujarnya kepada Reuters.
Jerman, tempat Volkswagen mempekerjakan sekitar 45 persen tenaga kerjanya, memiliki biaya tenaga kerja tertinggi dibandingkan produsen mobil penumpang mana pun di dunia, dengan rata-rata 62 euro (Rp 1 juta) per jam.
Di sisi lain, dalam dokumen internal kepada karyawan, dewan pekerja menyebutkan adanya penurunan pendapatan di bagian lain grup Volkswagen, yaitu Porsche, Audi dan VW Financial Services, dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Tercatat mereka merugi 5,5 miliar euro (Rp 92 triliun).
(luc/luc) Tonton video di bawah ini: Video: Raksasa mobil Jerman memberhentikan 35.000 pekerjaan pada tahun 2030 2