Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap seluruh negara anggota BRICS, termasuk Malaysia. Negara tetangga RI menyebarkan peringatan ke seluruh dunia.
BRIC adalah kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Salah satu hal terpenting bagi negara BRIC adalah menghindari ketergantungan terhadap dolar AS. Malaysia menjadi salah satu negara yang menyatakan ingin bergabung dengan BRIC.
Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengaku terus memantau perkembangan persoalan bea masuk yang dilontarkan Trump. Trump menyatakan melalui media sosial bahwa semua pihak yang melakukan pelanggaran akan 100 persen berkewajiban menyelamatkan Amerika Serikat.
Trump mengatakan rencana tarif akan dibatalkan jika negara-negara BRICS mengabaikan tujuan mereka mengganti dolar AS dengan mata uang baru atau mendukung mata uang negara lain.
Zafrul mengatakan Amerika Serikat kini menjadi mitra dagang terbesar ketiga Malaysia dan perusahaan-perusahaan Amerika merupakan investor terbesar di industri semikonduktor Malaysia. Malaysia saat ini menyumbang 13 persen dari industri pengemasan dan pengujian chip global.
Oleh karena itu, tarif 100 persen hanya akan berdampak negatif pada dua negara yang saling bergantung dan dapat mengganggu rantai pasokan global, ujarnya dalam pidato di parlemen Malaysia.
Ia menjelaskan, negara-negara BRICS sedang mendiskusikan kemungkinan mengurangi ketergantungan terhadap mata uang tradisional seperti dolar AS, namun belum ada keputusan untuk menurunkan dolar.
Setelah Rusia menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara Barat karena aktivitas militernya di Ukraina, diskusi tentang penggantian dolar AS di antara anggota BRICS secara bertahap semakin intensif. Pada hari Senin, Rusia mengatakan upaya AS untuk memaksa negara lain menggunakan dolar AS sebenarnya merugikan AS.
(dem/dem) Simak video di bawah ini: Video: Kegiatan Data Center Dukung Transformasi Digital Indonesia di Bawah Prabowo Video Artikel Selanjutnya: Malaysia Diserang Raksasa Teknologi Asing, RI Malah Gunakan ‘PHP’