Jakarta, ILLINI NEWS – Kawasan elit Senayan Jakarta. Ada pusat bisnis, pusat perbelanjaan, fasilitas olah raga besar bahkan kompleks politik. Saat ini kepemilikan lahan di Senaya sebagian menjadi milik negara dan sebagian lagi milik pengusaha.
Namun tak semua orang mengetahui bahwa ribuan hektare lahan di Senayan adalah milik orang yang sama selama 36 tahun sebelum kedua kelompok tersebut memilikinya. Siapa dia?
Ketua Negara Senayan
Orang yang dimaksud adalah J.M.L Bohl. Bukan hanya saat ini Senayan saja yang menjadi pemilik lahan tersebut, melainkan sekitar 140 tahun lalu.
Sebagai seorang intelektual, sosok Senaya saat ini merupakan hasil perjalanan sejarah yang panjang. Nama Senayan sendiri sudah tertulis sebagai nama daerah sejak zaman kolonial yaitu Wangsanajan atau lebih umum disebut Senajan.
Nama Wangsanajan konon diambil dari nama seorang letnan Bali yang menetap di kawasan tersebut pada tahun 1680. Ia memiliki wilayah yang luas di tempat yang sekarang disebut Senayan.
Semuanya. Harian Het Nieuws van den dag Voor Nederlansch-Indie (19 Juni 1920) mengungkap bahwa Bohl adalah seorang imigran dari Belanda. Seperti banyak orang Belanda lainnya, ia datang ke Batavia pada tahun 1864 atau pada usia 16 tahun untuk mencari peruntungan.
Untungnya, dia segera mendapatkan pekerjaan di Pitcairn Sea & Co. Dari hasil usahanya ia mengumpulkan rejeki yang dijadikan modal membeli tanah di Senayan dan Matram.
Het Nieuws van den dag Voor Nederlansch-Indie berkata: “Setelah karirnya, dia mulai membeli tanah dan di usia muda dia memiliki dua properti, Matraman dan Sinajan, dekat Paal Merah.”
Nederlandsch-Indië (1896) “Handboek voor Cultuur en Handels-ondernemingen” menyatakan bahwa pembelian tanah Senayan oleh Bohl adalah 1.474 bau atau 1.000 hektar. Daerah ini mempunyai potensi ekonomi yang besar karena ditanami kelapa dan padi senilai 36.000 gulden.
Namun, sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadi Bohl. Harian Bataviaasch Nieuwsblad (19 Juni 1920) menyebutkan, pria kelahiran 1848 ini tak dikenal banyak orang karena tinggal sendirian. Ia diketahui publik hanya sebagai pemilik Senayan dan Matrama.
Sedangkan untuk tanah Matrama, Adresboek van Nederlandsch-Indië voor den handel (1896) mencatat bahwa ia menguasai 502 bau atau sekitar 400 hektar. Ada juga sebuah kastil dan puluhan desa. Selain kekayaannya yang luar biasa, ia juga diketahui pernah berkecimpung di dunia politik. Daily de Locomotive (21 Agustus 1908) melaporkan bahwa ia adalah anggota dewan yang mewakili Meester Cornelius.
Semua hal ini membuat Bol menjalani kehidupan yang kaya dan bergengsi. Sayangnya, hidup Bohl berakhir pada 18 Juni 1920. Ia meninggal hari itu juga dalam usia 72 tahun setelah menjalani operasi usus buntu di Jl. Salemba dan komplikasi gagal ginjal.
Beberapa surat kabar kolonial mengklaim kematian Bohl mengakhiri 36 tahun masa jabatan Senayan dan Matrama. Kedua negara tersebut kemudian diduduki oleh pemerintah kolonial. Namun sejarah mencatat Boh sebagai salah satu penguasa negara Sinaia di masa lalu.
(mfa/mfa) Tonton video di bawah ini: Video: Wawasan Outlook Bisnis Perawatan Rambut Global