JAKARTA, CNN Indonesia – Video anak pemilik toko roti yang menyerang karyawan sebuah toko roti di Jakarta Timur baru-baru ini viral di media sosial. Diduga, korban terluka dan penyerangnya melarikan diri. Setelah berjalan bebas selama dua bulan, pada Senin (16/12/2024) pelaku ditangkap polisi.
Secara historis, penjual roti tidak bisa dianggap remeh karena mereka terbukti sukses dan kaya raya. Ahmed Bakri, seorang penjual roti yang merasakan langsung hal tersebut, kemudian mendirikan perusahaan Bakri & Brother dan menjadi salah satu keluarga terkaya dengan aset senilai triliunan rupee.
Dimulai dengan menjual roti
Roti menjadi komoditas pertama Ahmad Bakri. Dia berjualan roti pada usia 20-an atau usia 6-7 tahun. Saat itu, roti tawar atau roti manis dipersembahkan di seluruh desa, yang diletakkan di atas karangan bunga di atas kepala.
Kegiatan berjualan roti ini dilanjutkannya saat bersekolah di Inlandsche Dutch School (HIS) di Mengala, Lampung. Dalam Otobiografi Ahmad Bakri: Potret Kerja Keras, Kejujuran dan Kesuksesan (1992), Bakri diketahui hanya melakukan hal tersebut untuk mengisi waktu luang.
Bukannya terkejut, katanya.
Selain berkeliling desa, ia terkadang menjualnya kepada pengemudi di pinggir jalan. Suatu ketika dia berjualan roti keliling kota hingga Telukbetung. Semuanya dijual seharga 11 sen.
Usaha berjualan roti menumbuhkan jiwa wirausahanya. Namun, semua itu terhenti ketika ia lulus dari HIS dan bekerja di berbagai perusahaan swasta milik Belanda. Dia bekerja di sana bukan sebagai pekerja manual, tetapi sebagai staf organisasi dan penjualan. Dari sini ia belajar banyak tentang organisasi modern.
Selama bekerja, Bakria mendapati penghasilannya lebih dari cukup. Setiap bulannya ia menerima puluhan ribu gulden Belanda. Namun, uang tersebut tidak terbuang percuma, melainkan disimpan.
Uang ini tiba-tiba disimpan. Ketika Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, seluruh perusahaan swasta Belanda, termasuk kantor Bakri, berhenti beroperasi. Dengan bermodalkan tabungan selama bekerja, Bakri memutuskan untuk “bertahan” dan membuka usaha.
Tidak sulit baginya untuk membuka usaha, karena ia sudah berjualan roti dan sudah bertahun-tahun bekerja di organisasi modern. Maka pada 10 Februari 1942, ia mendirikan Bakri & Brother yang menjual dan menjual kopi, lada, dan hasil pertanian.
Tanpa diduga, bisnis berkembang pesat. Dari penjualan pertama di Lampung hingga pindah ke Jakarta hingga berdagang ke luar negeri. Pada tahap ini, Ahmad Bakri dikenal sebagai pengusaha sukses.
Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, ia menjadi pilar pemerintahan. Joe Studwell (2017) menyatakan dalam Asian Godfathers bahwa pemerintahan Soekarno menjadikan Perusahaan Bakri sebagai katalis revitalisasi perekonomian lokal. Ia mendapat manfaat besar dari program Bentung yang dicanangkan pemerintah untuk mendorong pengusaha pribumi mengalahkan pengusaha Tiongkok.
Tercatat, ia memperoleh hak untuk mengakuisisi dan menguasai perusahaan baja akibat nasionalisasi perusahaan Belanda. Selain itu, dana juga diterima dari Pemerintah. Sejak saat itu, Joe Studwell mengatakan bisnis Bakri semakin berkembang.
“Setelah itu usaha Bakri semakin berkembang. Sepeninggal Ahmad Bakri, putra sulungnya Aburizal Bakri menjalankan bisnis tersebut dan mengalami pertumbuhan pesat,” tulis Joe Studwell dalam Asian Godfathers (2017).
Pada masa Orde Baru, pria kelahiran 11 Januari 1914 ini tercatat sebagai salah satu dari sedikit orang kaya dari kalangan non-Tionghoa. Bisnis Octopus miliknya semakin besar. Bukan hanya baja dan pipa, namun perlahan merambah ke bidang telekomunikasi, properti, dan pertambangan. Harian Eksekutif (1994) pernah menempatkan keluarganya di urutan ke-16 terkaya dengan kekayaan bersih Rp 1,6 triliun.
Ahmad Bakri bunuh diri pada 15 Desember 1997. Ketika meninggal, bisnis Bakri dan Bocah dilanjutkan oleh putranya Aburizal Bakri. Aburaisal atau Ikel pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2012, Forbes mencatatkan Ikel sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$5,4 miliar.
Namun nama Ikalin kini tercoret dari daftar orang terkaya di Indonesia. Namun tak menutup kemungkinan ketenarannya bersumber dari kesuksesan Bakri & Brother yang dirintis oleh ayahnya yang berprofesi sebagai penjual roti.
(mfa/mfa) Simak video berikut: Video: Potensi Bisnis Lini Produk Perawatan Rambut Lokal Mendunia Artikel Selanjutnya Belajar dari Hermanto Tanoko Dapatkan Rp 554 untuk nasehat orang tua