Jakarta, ILLINI NEWS – Kedua calon presiden Amerika Serikat (AS) saat ini sedang memperdebatkan seberapa dekat seharusnya Amerika dengan perdagangan dunia. Kedua rangkaian kebijakan tersebut berdampak pada perdagangan dunia.
Menurut The Economist, Donald Trump telah menjadi pesaing utama dalam isu perdagangan, dengan kebijakan pajak yang membawa strategi ekonomi Amerika kembali ke masa lalu. Kamala Harris mengambil posisi moderat, namun tetap mendukung perlindungan lunak dengan subsidi industri.
Trump sudah jelas mengenai arah kebijakannya dan menyebut dirinya sebagai “petugas pajak” ketika pertama kali menjabat. Dia memprakarsai kebijakan tarif terhadap barang-barang seperti mesin cuci dan baja, yang kemudian berubah menjadi perang dagang dengan Tiongkok.
Trump kini berjanji akan mengenakan tarif terhadap seluruh impor AS dengan tarif global hingga 20%. Ia juga mengancam akan mengenakan tarif hingga 60% terhadap barang-barang buatan Tiongkok.
Trump secara hukum mempunyai kemampuan untuk menaikkan tarif terhadap Tiongkok dengan alasan bahwa Tiongkok melanggar perjanjian perdagangan yang dinegosiasikan. Namun, penerapan penetapan harga global bersifat rumit dan diperkirakan akan menghadapi tantangan hukum di pengadilan.
Banyak anggota Partai Republik yang mendukung Trump tetap skeptis terhadap dampak tarif terhadap perekonomian, namun Trump telah memberikan argumen bahwa tarif dapat menjadi sumber pendapatan federal. Dengan nilai impor sekitar $3 miliar per tahun, pajak 10% akan menghasilkan sekitar $300 miliar dalam anggaran federal.
Kamala Harris, sebaliknya, menentang perdagangan bebas dan bahkan menolak perjanjian perdagangan dengan Meksiko dan Kanada pada tahun 2020. Ia juga menolak gagasan Trump mengenai pajak global, yang disebutnya sebagai “pajak penjualan nasional” yang akan menaikkan biaya hidup. keluarga Amerika.
Harris berencana memberikan pendanaan untuk memperkuat industri manufaktur lokal melalui program kredit pajak America Forward. Rencana tersebut akan menyediakan pendanaan yang signifikan untuk industri masa depan, termasuk energi bersih, serupa dengan pendanaan dalam Undang-Undang Pemotongan Pajak era Biden.
Di sisi lain, Harris juga siap menindak China jika terbukti melanggar aturan perdagangan. Meskipun ia mendukung tarif terhadap Tiongkok, ia fokus pada langkah-langkah strategis yang berbeda dari pendekatan menyeluruh Trump.
Uraian tersebut memberikan gambaran kepada dunia tentang arah perdagangan Amerika. Di bawah Trump, Amerika akan membangun tembok tarifnya sendiri, sementara Harris tidak tertarik membangun tembok, namun tidak akan membangun jembatan perdagangan baru.
(fsd/fsd) Tonton video di bawah ini: Video: Tarif Baru Trump, Perang Dagang Ditetapkan, Jilid II Artikel Selanjutnya Eropa Resmi Tabuh Genderang Perang terhadap Tiongkok, Apa Kata Xi Jinping?