illini news Studi Temukan Jumlah Kasus Autisme Meningkat Pesat, Apa Sebabnya?

Jakarta, ILLINI NEWS – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlah penderita autisme di dunia meningkat pesat. 1 dari 127 orang berada pada spektrum autisme. Itu berarti terdapat 61,8 juta penderita autisme di seluruh dunia.

Menurut Euro News, para peneliti di balik penelitian yang diterbitkan di Lancet Psychiatry ini menggunakan data dari tahun 2021 hingga perkiraan saat ini.

Para peneliti menemukan bahwa prevalensi gangguan spektrum autisme dua kali lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Kesenjangan diagnostik telah diidentifikasi sebagai kontributor potensial terhadap perbedaan prevalensi ini. Hal ini karena anak perempuan terdiagnosis di kemudian hari atau tidak terdiagnosis sama sekali karena gejala yang berbeda.

Studi terbaru melibatkan 10 institusi di Australia, termasuk University of Queensland, University of Adelaide, dan University of Sydney. Tim peneliti menemukan bahwa ASD lebih sering terjadi pada orang di bawah usia 20 tahun.

Prevalensinya adalah 277 pada analisis tahun 2019, atau 369 per 100.000 orang.

Sebagian besar perbedaan ini dijelaskan oleh variabel perilaku, kecuali penelitian yang gagal memperkirakan tingkat autisme.

Angka terakhir ini sejalan dengan Organisasi Kesehatan Dunia yang menyebutkan bahwa satu persen anak di seluruh dunia mengidap autisme.

Ciri-ciri autisme

Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf parah yang muncul pada masa kanak-kanak dan menetap sepanjang hidup.

Ciri-cirinya bermacam-macam, mulai dari gangguan komunikasi dan interaksi sosial, gangguan pendengaran, perilaku berulang, minat, tugas, hingga pada beberapa kasus disabilitas intelektual, semuanya terjadi dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Gejala kondisi ini dapat muncul antara usia 1 dan 3 tahun, kata American Psychiatric Association di situsnya.

“Orang dengan autisme berisiko mengalami isolasi sosial, mengalami kesulitan dalam pendidikan atau pekerjaan, dan mungkin memerlukan dukungan emosional hingga dewasa,” kata penulis penelitian. .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *