JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi pada perdagangan sesi I Senin (7/10/2024) seiring pasar menunggu dan mencermati sebelum rilis data cadangan devisa Indonesia. Durasi September 2024.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG terkoreksi 0,58% menjadi 7.500,27. Jika koreksi IHSG terus menguat pada sesi kedua, kemungkinan besar IHSG akan kembali ke level psikologis 7.400.
Nilai perdagangan indeks pada Sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 5,6 triliun, termasuk 13,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 607.488 kali. Sebanyak 224 saham menguat, 322 saham melemah, dan 231 saham stabil.
Secara sektoral, sektor Industri dan Keuangan menambah revisi dan bobot IHSG masing-masing sebesar 0,48% dan 0,34%. Namun sektor teknologi menjadi penghambat penguatan IHSG pada sesi I hari ini yang mencapai 3,22%.
Sementara dari sisi saham, ada dua saham raksasa perbankan yang membebani IHSG, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 11,2 poin indeks dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 8,1 poin indeks.
Namun saham teknologi PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menahan penguatan IHSG masing-masing hingga 4,6 poin indeks dan 2,3 poin indeks.
Saham-saham yang menekan dan menahan koreksi IHSG pada sesi pertama hari ini adalah sebagai berikut.
Pergerakan IHSG hari ini masih dipengaruhi sentimen global dan domestik. Secara global, pasar masih akan mencermati situasi di Timur Tengah, dimana hari ini menandai satu tahun perang Gaza
Awal pekan lalu, Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, keduanya memiliki hubungan dekat dengan Teheran.
Seorang warga Palestina tewas dalam serangan di Tepi Barat, sementara militer Israel mengakui bahwa beberapa rudal telah menghantam bandara tersebut. Serangan tersebut menyusul apa yang Israel sebut sebagai “operasi darat terbatas” yang menargetkan Hizbullah di Lebanon selatan.
Panas di Timur Tengah diyakini akan terus berlanjut pasca pidato tak terduga calon presiden AS Donald Trump. Dia bersikeras bahwa Israel harus menyerang fasilitas nuklir Iran sebagai tanggapan terhadap serangan rudal Teheran.
Ada kekhawatiran bahwa panasnya perang akan meningkatkan ketidakpastian perekonomian global, yang dapat menekan pasar saham dan mata uang. Namun di sisi lain, perang dapat menyebabkan kenaikan harga banyak komoditas, mulai dari emas hingga minyak.
Sementara dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa periode hingga September 2024. Sebelumnya, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2024 tercatat sebesar US$150,2 miliar. Cadangan devisa tersebut meningkat dari posisi akhir Juli 2024 menjadi USD 145,4 miliar.
Sebagai catatan, ini merupakan rekor cadangan devisa (CADEV) tertinggi sejak Desember 2023 yakni sebesar US$146,4 miliar.
Peningkatan posisi cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa minyak dan gas bumi (migas), serta penarikan utang luar negeri pemerintah.
Mengingat nilai tukar Rupee terhadap Dolar AS yang stabil bahkan kuat, CADEV diperkirakan masih cukup tinggi untuk periode September.
Riset ILLINI NEWS
[email protected]Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa opini riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini. (CHD/CHD) Simak video di bawah ini: Video: IHSG Kembali Menguat, Kembali ke Level 7.100 Artikel Selanjutnya Euforia IHSG Kembali ke Level 7.300