Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks harga saham keseluruhan (IHSG) pulih setelah beberapa waktu sempat terjerumus ke zona merah.
Hingga pukul 14:06 WIB, IHSG terbantu menguat 1,03% ke 7.341,47. IHSG kembali ke level psikologis 7.300 sejak awal sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi hari ini mencapai sekitar IRD 8,3 triliun dengan volume transaksi 22 miliar saham dan 1 juta saham diperdagangkan.
GCI menguat setelah sempat lesu dalam beberapa hari terakhir hingga menyentuh level psikologis 7.100. Aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan investor asing menjadi katalisnya dalam beberapa hari terakhir.
Namun dengan banyaknya saham-saham utama yang menyentuh level terendah, pasar dalam negeri kembali melirik pasar saham Indonesia dan berencana untuk kembali menggeliat. Selain itu, kenaikan saham-saham besar juga menjadi penopang IHSG.
Sementara itu, terdapat lima saham yang menguat pada perdagangan sesi II hari ini hingga pukul 14.21 WIB. BOAT memimpin kenaikan tertinggi, naik 27% ke level 127. Kemudian MLPL terbang 23,26% pada perdagangan hari ini.
Kemudian DWGL naik 19,23%. Kemudian DEWA dan EARTH masing-masing terbang 17,82% dan 15,44%.
Selain itu, asing masih mencatatkan net sell atau outflow hingga Rp 1,53 triliun di setiap pasar. Penjualan bersih asing berlanjut di saham-saham perbankan utama.
Asing masih mencatatkan net sell karena pasar saham AS dan Tiongkok kembali menarik setelah Donald Trump resmi memenangkan pemilihan presiden AS (Pilpress) 2024 dan stimulus ekonomi akan diberikan di Tiongkok.
Kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS pada hari Rabu dikhawatirkan akan mendorong kebijakan yang lebih ketat untuk menekan negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan catatan Reuters pada Kamis pekan lalu, Trump berjanji akan mengenakan tarif baru yang berpotensi signifikan terhadap berbagai barang dari Tiongkok dan Meksiko.
Tarif ini kemungkinan akan merangsang inflasi dan, pada gilirannya, memperkuat dolar AS serta melonggarkan kebijakan akomodatif di bank sentral AS (Federal Reserve/Fed).
Akibatnya ada kemungkinan penarikan dana dari pasar, seperti yang terjadi pada penguatan dolar AS.
Dari China, pemerintah mengumumkan paket stimulus lima tahun sebesar 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun, pada Jumat lalu. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan utang pemerintah daerah, sekaligus memberikan sinyal bahwa lebih banyak dukungan ekonomi akan diberikan pada tahun depan.
(mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Musim Dividen IPO Jumbo, Dongkrak Transaksi EIB Akhir Tahun Artikel Sebelumnya IHSG Dibuka 0,34%, Saham Saja Dekati ARA