berita aktual OJK Telusuri Dugaan Manipulasi Pasar BREN dan CUAN, Ini yang Dicek

Jakarta, ILLINI NEWS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih memeriksa PT Barito Renewables Energy Tbk atas indikasi perdagangan palsu atau manipulasi pasar saham. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).

Aditya Jayantara, Deputi Komisioner Pengelolaan Investasi dan Pengawasan Lembaga Efek di Pasar Modal, mengatakan pemeriksaan sudah berlangsung beberapa pekan.

“Dalam beberapa minggu terakhir sudah dilakukan (pemeriksaan),” ujarnya saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat pada Kamis (10/10).

Dia menjelaskan, pemeriksaan yang dilakukan mencakup model dan periode transaksi yang berbeda. Namun pihaknya hingga kini belum bisa memastikan tujuan penyelesaian penyidikan kasus tersebut.

“Ada batas waktunya. Kami akan cek,” tutupnya.

Sebelumnya, OJK mengisyaratkan akan mengambil tindakan tegas terhadap dua perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), apabila ditemukan pelanggaran dalam perdagangan pasar modal.

Inarno Djajadi, Direktur Jenderal Pasar Modal, Pengawasan Derivatif Keuangan dan Pertukaran Karbon OJK, mengatakan penyelidikan terhadap kedua emiten tersebut masih berlangsung. Menurut dia, pihak berwenang telah melakukan penyelidikan menyeluruh dan menyeluruh, antara lain memeriksa tanda-tanda perdagangan palsu atau manipulasi pasar lainnya.

“Setiap temuan akan dievaluasi sesuai aturan dan standar yang berlaku. Jika terdapat bukti pelanggaran, OJK akan melakukan penegakan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Inarno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/). 10/2024).

Selain tindakan pemeriksaan, dalam memantau transaksi saham, termasuk BREN, Inarno mengatakan OJK selalu melakukan analisis pergerakan harga saham sesuai prosedur yang berlaku untuk mendeteksi kejanggalan pada perdagangan saham yang bersangkutan.

Saham BREN pertama kali dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023 dan ditawarkan dengan harga Rp 780 per saham. Melihat rekor harga tertinggi BREN di Rp 12.200, kenaikan harga saham BREN mencapai 1.464%.

Harga saham BREN akhir-akhir ini anjlok tajam setelah FTSE Russell mengeluarkan saham tersebut dari perhitungan indeks. FTSE Russell mengatakan akan mengecualikan saham BREN dari FTSE Global Equity Index karena keempat pemegang sahamnya menguasai 95% saham. Salah satu syarat perusahaan publik untuk masuk dalam FTSE Global Equity Index adalah jumlah sahamnya di atas 5% (free float).

Namun dalam keterangan resmi BEI, Selasa (24/09/2024), otoritas bursa mencantumkannya dalam lampiran pengumuman BEI. Peng-00193/BEI.POP/09-2024 tanggal 24 September 2024 bahwa saham BREN memiliki floating rasio sebesar 11,73%.

Besaran bebas saham BREN diungkapkan BEI dalam hasil laporan kecil evaluasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berlaku mulai 1 Oktober 2024 hingga 31 Desember 2024.

BEI juga menyebutkan jumlah saham BREN yang dihitung IHSG setelah evaluasi adalah 15,69 miliar. Bobot BREN di IHSG mencapai 4,25% dan rasio free float BREN sebesar 11,73%.

Sedangkan saham CUAN melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada Maret 2023 dengan harga Rp 200 per saham. CUAN naik 6,775% karena mencapai harga tinggi 13,750 per saham. (ayh/ayh) Simak videonya di bawah ini: Video: Bersiaplah! Aturan IPO dan Listing di BEI Akan Diperketat! Artikel selanjutnya di sini! Alasan kekayaan Prajogo Pangestu senilai Rp 91 miliar hilang dalam semalam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *