berita aktual NATO Mendadak Beri Sinyal Perang Rusia dan Ukraina Berakhir

JAKARTA, ILLINI NEWS – Negara-negara anggota Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (12/4/2024) membahas kemungkinan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Hal ini terjadi ketika kelompok tersebut terus mendukung Kyiv sementara tentara Moskow terus melakukan serangan.

Dalam laporan Bloomberg yang dikutip Russia Today (RT), koalisi dukungan AS dilaporkan mulai beralih dari upaya mendorong kemenangan militer melawan Rusia ke upaya membantu Kyiv mencapai hasil terbaiknya. Untuk menegosiasikan gencatan senjata.

“Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan keinginannya untuk membahas gencatan senjata, dan kurang dari dua bulan setelah Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat, sekutu Kiev di NATO berusaha memperkuat diri,” tulis Bloomberg, ketika moralitas mulai menurun. » tulis Bloomberg.

Sumber anonim mengatakan semua proyek masih bersifat pribadi dan belum selesai. Mereka juga dilaporkan mulai mencari cara untuk mengakhiri konflik, termasuk membahas langkah-langkah keamanan yang dapat melindungi Ukraina tanpa menimbulkan permusuhan dengan Putin.

“Diskusi ini berlangsung di tengah pengakuan bahwa situasi di Ukraina tidak dapat dipertahankan dan perundingan harus segera dimulai,” tambah laporan itu.

“Salah satu gagasan yang beredar adalah menciptakan zona demiliterisasi dengan pasukan Eropa yang bertanggung jawab atas keamanannya.”

Pernyataan itu muncul ketika Rusia terus maju di medan perang Donbass dengan kecepatan yang belum pernah terlihat sejak tahun 2022. Moskow juga terus mengklaim wilayah dari pasukan Ukraina yang menduduki wilayah Kursk Rusia.

Sementara itu, pernyataan serupa disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Baerbock mengatakan Berlin terbuka terhadap gagasan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika ada harapan nyata akan terjadinya gencatan senjata.

“Pihak Jerman akan mendukung segala sesuatu yang berkontribusi terhadap perdamaian di masa depan,” katanya.

Jerman sendiri merupakan anggota NATO terbesar kedua dalam hal belanja militer yang mencapai US$97,7 miliar atau Rp 1,549 triliun pada tahun 2024. Rhine juga merupakan salah satu pendukung kuat Kyiv dalam perang melawan Rusia di kawasan Donbass. Wilayah dan Krimea.

Pernyataan Baerbock kemudian memicu spekulasi luas tentang bagaimana pengerahan tersebut bisa dilakukan. Hal ini juga mendorong Kanselir Jerman Olaf Scholz bereaksi terhadap parlemen Jerman, memperingatkan terhadap kesimpulan apa pun yang diambil dari pernyataan Baerbock.

“Dia ditanya apa yang terjadi selama proses perdamaian dan sebenarnya dia mencoba menjawab tanpa mengatakan ya karena tidak tepat untuk memperkirakan sekarang apa yang akan terjadi selanjutnya jika terjadi perundingan perdamaian,” kata Scholz kepada Kongres.

Scholz kemudian mengesampingkan kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina sebelum gencatan senjata jangka panjang terjalin antara Moskow dan Kyiv.

“Kami sepakat dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri bahwa kami harus melakukan segala kemungkinan agar perang ini tidak berubah menjadi perang antara Rusia dan NATO. Oleh karena itu, pengerahan tentara tidak mungkin dilakukan,” jelasnya. saya dalam situasi perang ini. . (luar biasa / luar biasa) Tonton video di bawah ini: Video: Putin siap bekerja sama ‘sepanjang waktu’ dengan Trump Artikel selanjutnya Video: Rusia mulai kalah perang hingga BMKG memperingatkan akan terjadinya gempa besar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *