Jakarta, ILLINI NEWS – Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Bauksit hingga Alumina atau SGAR (Smelter Grade Alumina Refinery) dengan total investasi USD 900 juta setara Rp 14,5 triliun (berdasarkan kurs Rp 16.185 per US$) dianggap sebagai fasilitas mampu meningkatkan perekonomian wilayah Mempawah Kalimantan Barat berkembang pesat.
Proyek ini merupakan proyek yang dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) sebagai perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Proyek tahap 1 ini ditargetkan mulai memproduksi 1 juta ton alumina per tahun pada awal tahun 2025. Peresmian smelter ini bisa disaksikan di Big Stories ILLINI NEWS 2024
Meningkatkan perekonomian Mempawah
Ketua PT BAI Leonard M. Manurung mengatakan, pabrik yang mengolah bauksit menjadi alumina ini dapat memberikan dampak berkelanjutan, baik bagi wilayah sekitar Mempawah, Kalimantan Barat, maupun bagi negara.
Khusus dampak regional, kata Leonard, pabrik tersebut akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian daerah.
Kehadiran PT Borneo Alumina akan membuka lapangan kerja, menggerakkan roda perekonomian dari peningkatan kebutuhan atau kepuasan masyarakat sebagai pemasok barang, pemasok material termasuk tenaga kerja. Dan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, jelas Leonard kepada ILLINI NEWS di program penambangan Zona, Kamis (17/10/2024).
Leonard menjelaskan, pabrik pihaknya memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Ia mengungkapkan Produk Domestik Bruto (PDRB) dari sektor pertambangan hanya mencapai 15,38% yang dinilai dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Dengan begitu, ketika pabrik alumunium miliknya mulai beroperasi dengan kapasitas penuh yang ditargetkan terealisasi pada awal tahun 2025, pihaknya akan berperan besar dalam meningkatkan perekonomian Kalimantan Barat.
“Kalau kita lihat dari bagian itu, sebenarnya industri proses ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Kalimantan Barat dan tentunya dengan adanya PT Borneo Alumina Indonesia, dan nantinya dengan produksi yang penuh maka akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalbar. Kalimantan Barat,” ujarnya.
Tak hanya itu, kata Leonard, masyarakat lokal juga akan diprioritaskan untuk mendapatkan pekerjaan di SGAR miliknya. Ia mengatakan, perusahaan terus berupaya mengembangkan kapasitas masyarakat sekitar smelter agar bisa dipekerjakan oleh PT BAI.
“Bila kita mempunyai komunitas lokal yang sudah berpengalaman, tentunya melalui program CSR kami akan berusaha memastikan komunitas lokal tersebut bisa diberdayakan,” ujarnya.
Sementara itu, Leonard menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), setidaknya 5% tenaga kerja diserap oleh sektor manufaktur. Artinya, seluruh tenaga kerja di Kalimantan Barat yang mencapai 2,7 juta orang terserap oleh sektor pengolahan sekitar 5%.
“Kalau tenaga kerja di Kalbar sekitar 2,7 juta, maka 5%-nya terserap di pabrik pengolahan,” ujarnya.
Diresmikan oleh Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi)
Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), pada Selasa (24/09/2024) meresmikan penyuntikan bauksit pertama untuk proyek SGAR Tahap 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
“Hari ini kita bisa melihat bahwa pembangunan smelter PT Borneo Alumina Indonesia yang merupakan kerjasama antara PT Inalum dan PT Antam memang telah berlangsung dan tahap pertama telah selesai,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian tersebut. injeksi bauksit pertama SGAR di Mempawah, Kalimantan, Selasa (24-09-2024).
“Pembangunan smelter ini merupakan upaya kita menyongsong Indonesia menjadi negara industri dengan mengolah sumber daya alam sendiri dan berhenti mengekspor bahan mentah. Berhenti mengekspor bahan mentah yang diolah sendiri, karena nilai tambah tidak didapat oleh masyarakat. negara dan angkanya terlihat jelas peningkatan nilai tambah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, kebutuhan aluminium di Indonesia mencapai 1,2 juta ton. 56% kebutuhan aluminium masih diimpor.
Oleh karena itu, setelah produksi selesai, 56% ini akan kita stop impornya. Kita tidak akan impor lagi, kita produksi sendiri di dalam negeri. Dan kita tidak akan rugi mata uang asing, karena dari sini kita jadi A US$ 3,5. miliar harus mengeluarkan mata uang asing setiap tahunnya. “Ini angka yang sangat besar, lebih dari Rp 50 triliun, angka kita hilang karena impor aluminium,” jelas Jokowi.
“Dan saya senang sekali ekosistem industri aluminium terintegrasi dari hulu hingga hilir benar-benar selesai tahap pertama. Bahan baku dari Tayan diambil di sini, di sini menjadi alumina, dikirim ke pelabuhan untuk diolah lagi di PT Inalum. dan kami berharap dengan investasi sebesar “16 triliun Rp. benar-benar akan memulai babak baru bagi Indonesia sebagai negara industri,” ujarnya.
“Si bismillahirrohmanirrohim, pagi ini saya meresmikan penyuntikan bauksit pertama di pabrik pemurnian alumina PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat,” kata Jokowi.
Akan dilanjutkan dengan fase 2
Setelah tahap 1, proyek SGAR akan dilanjutkan ke tahap 2 yang juga ditargetkan memiliki kapasitas produksi aluminium hingga 1 juta ton per tahun dengan target operasional pada tahun 2028.
Melalui beroperasinya proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi aluminium dalam negeri akan meningkat menjadi 2 juta ton per tahun dengan serapan mineral bijih bauksit mencapai 6 juta ton per tahun.
Hal ini sejalan dengan rencana aksi Inalum untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium menjadi 900.000 ton per tahun.
Selain itu, smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga 275.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri.
Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun, dan pada tahun 2018 hingga 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan pangsa impor sebesar 56% dan pasokan Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.
(pgr/pgr) Simak videonya di bawah ini: Video: Crazy Rich Surabaya Kata Budi Divonis 16 Tahun Penjara Artikel berikutnya Kilang Hilir Bauksit, Bahlil Siap Lakukan Ini…