Jakakarta, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Mineral Bahlil Lahadalia telah mengungkapkan bahwa program berbasis pemerintah telah memberikan nilai yang lebih besar.
Bahlil mengatakan nilai ekspor Nickel pada 2018-2019 hanya setara $ 3,3 miliar dengan 55,42 triliun rp (dengan asumsi nilai tukar $ 16.800 USD). Sementara itu, nilai ekspor nikel per hilir domestik dari 2023-2024 mencapai $ 35 miliar, setara dengan $ 587,84 triliun.
“Our export of nickel in 2018-2019 is not more than $ 3.3 billion. And this continues, I must say, when we stop exporting nickel ore, and we are building downstream, in 2023-2024, our export,” he explained when he was familiar with US $ 205, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Tuesday, Selasa, $.
Sementara itu, Bahlil mengatakan itu bisa meningkatkan penjualan negara dan meningkatkan pendapatan per kapita. Dia pikir suatu negara harus hilir dan industrialisasi menjadi negara maju.
“Ditanya apa instrumen pertumbuhan ekonomi kita dalam konteks pekerjaan berkualitas untuk meningkatkan PDB dan meningkatkan pendapatan per kapita, yaitu hilir,” katanya.
Untuk alasan ini, Bahlil mengatakan bahwa program ini sedang meningkatkan di rumah untuk dan termasuk 28 barang dengan total investasi yang diperlukan untuk mencapai $ 550 miliar, setara dengan $ 9.249 miliar.
“Ke arah presiden, kami telah memetakan hilir di sektor pengembangan minyak dan gas, penangkapan ikan, kehutanan, pertanian, yang total sekitar 28 barang. Ada 28 barang yang telah kami persiapkan dengan total investasi pada tahun 2040 adalah sekitar $ 500 hingga $ 550 miliar,” jelasnya.
Sementara itu, total investasi yang disetujui untuk fase pertama program hilir di $ 2025, $ 40 miliar, setara dengan $ 672,82 triliun.
“Dan itu adalah hilir menciptakan bidang -bidang baru untuk pertumbuhan ekonomi,” katanya.
28 barang diajarkan
Berdasarkan Kementerian Investasi/Pos BKPM, komposisi berikutnya dari 28 barang di Indonesia dihitung dalam rentang global:
1. Nikel (42%) Nomor 1 di dunia
2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia
3. Tembaga (3%) no. 11 Di Dunia
4. Boxit (4%) no. 6 di dunia
5. Baja (0,94%) no. 16 di dunia
6. Emas perak (emas 5%, perak 2%)
7. Batubara # 7 di dunia
8. Tombol Aspal (3,91%) no. 3 di dunia
9. Minyak (0,1%) Nomor 5 di Asia Pasifik
10. Gas Alam (0,7%) # 4 di Asia Pasifik
11. Palm (58,7%) no. 1 di dunia
12. kelapa (27%) nomor 1 di dunia
13. Karet (27%) no. 2 di dunia
14. Biofuoriva (59%) no. 1 di dunia hanya dari kelapa sawit
15. Balok Wood (4%) No. 6 di dunia
16. SAP pinus (13%) no. 3 di dunia
17. Udang (16%) no. 3 di dunia
18. TCT -Fisk (21%) No.1 di dunia
19. Rajungan (3%) no. 2 Di Dunia
20. Tang (28%) no. 2 Di Dunia
21 Potensi untuk lahan yang berpotensi asin 47 734 hektar
22. Silicasand (0,9%) no. 18 di dunia
23. Manangan (3,2%) no. 7 Di Dunia
24. Kobal (7,19%) no. 3 di dunia
25. Logam jarang memesan 227.976 ton
26. Kakao (4%) Nomor 7 di dunia
27. Nut (31,2%) No.1 di dunia
28. Nila (22,1%) No.1 di dunia. (PGR/PGR) Tonton video di bawah ini: Video: Ri Ketiban Durian Crashes Rp587,84 miliar, sumber ini adalah artikel berikutnya yang Prabovo ingin 28 artikel hilir, nilainya tidak