Jakarta, ILLINI NEWS – Penjualan rokok ke pusat Ramadhan tahun ini belum mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan. Penjual kelontong di Kebayoran, Jakarta, mengungkapkan bahwa penjualan cenderung rusak dibandingkan dengan mantan Ramadhan.
“Jika ada rokok setiap hari, ada beberapa yang bertanya, kadang -kadang dengan batang, ada juga sebuah paket.
Karena itu, ia enggan menyimpan banyak saham rokok, sehingga aliran mata uang dapat disimpan. Karena harga satu paket rokok umumnya puluhan ribu.
“Jujur, untungnya, rokok tidak besar, tetapi ibukota itu besar karena setelah membeli satu lereng ada ratusan ribu, tapi untungnya itu tidak sebesar itu. Jadi, beli saja sesuai kebutuhan,” kata Anwar.
Sementara itu, dari sisi pembelian, ia juga mengakui, makan rokok sementara bulan puasa cenderung berkurang. Jeda dari puasa hingga puluhan jam baginya untuk mengerem minuman rokok.
“Biasanya, sehari adalah paket, jika bulan tidak selalu cepat, tidak tahu bahwa orang lain, mereka mungkin masih bekerja di sore hari.
Dia mengklaim dia mencoba berhenti merokok, tetapi tidak mudah. Upaya ini dikalahkan dengan menguranginya.
“Terutama jika Anda melihat bahwa teman biasanya bisa kuat untuk tidak makan sepanjang hari, tetapi merokok pasti ada di sana,” katanya. (DCE) Tonton video di bawah ini: Video: BPS merekam kemajuan