Batavia, ILLINI NEWS – Sektor korporasi menjadi tulang punggung penyaluran kredit di Indonesia bagi banyak bank besar. Bagiannya berkisar antara 35% hingga 50% dari total investasi.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan bank dengan tingkat penyaluran kredit korporasi tertinggi di antara bank-bank besar lainnya. Sementara itu Bank Mandiri juga menunjukkan pertumbuhan tercepat dibandingkan bank lainnya.
Berdasarkan laporan perseroan, bank bermerek BMRI itu menyalurkan kredit komersial sebesar Rp 581 juta pada Januari hingga September 2024.
Total pendapatan meningkat 29,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 atau year on year (yoy).
Meningkatnya utang pada sektor korporasi meningkatkan pertumbuhan kinerja Bank Mandiri. Bank Mandiri meraup laba sebesar 42 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024, tumbuh 7,56% year on year.
Pertumbuhan laba ditopang oleh penyaluran utang sebesar Rp1.590 triliun, naik 20,8% yoy.
Hal ini berdampak pada terjaganya dan membaiknya kualitas aset yang tercermin dari rasio NPL Bank Mandiri sebesar 0,97%.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan bank dengan divisi kredit komersial kedua.
Berdasarkan laporan perseroan, BNI menyalurkan utang korporasi sebesar Rp 409,2 triliun. Angka ini akan tumbuh menjadi 15,1% per tahun pada September 2024.
Perusahaan berkode BBNI ini sukses meraup keuntungan Rp 16,3 juta hingga September 2024, naik 3,52% per tahun (yoy).
PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan utang korporasi sebesar Rp 369,2 triliun pada periode Januari hingga September 2024 dan berkontribusi 45,1% terhadap total utang tersebut. Angka ini meningkat 15,9% yoy.
Bank swasta terbesar di Indonesia ini melaporkan laba bersih sebesar Rp 41,1 triliun, tumbuh 12,8% yoy pada kuartal III 2024, dari Rp 36,4 triliun pada tahun lalu.
Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi korporasi senilai Rp 247,7 triliun pada September 2024.
Meski kontribusi kredit perseroan dari kredit UMKM rendah, namun tingkat pertumbuhannya stabil di angka 16,9% yoy. Pertumbuhan ini merupakan yang tercepat kedua di antara bank-bank besar lainnya.
Alokasi utang BRI sebesar 18,3% dari total utang pada Januari hingga September 2024.
Secara konsolidasi, BRI membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp45,36 juta, tumbuh 2,59% yoy pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dari tahun sebelumnya sebesar Rp44,21 juta.
Fakta tersebut tak lepas dari pendapatan bunga sebesar Rp107,75 triliun, naik 4,6% yoy dari tahun sebelumnya Rp103,01 triliun.
PERTANYAAN ILLINI NEWS