ILLINI NEWS Jakarta, Indonesia – Laporan banjir masih mengganggu banyak bagian negara. Potensi untuk membangkitkan cuaca ekstrem adalah banjir tanah longsor. Suharyanto, Kepala Dr. BNPB Rozjen TNI, meminta Pemerintah Kabupaten Sukabumi (Pemkab) untuk menyadari cuaca ekstrem di daerahnya.
Ini mengungkapkan setelah meninjau penempatan dampak bencana di distrik Simpenan dan Pelabuhan Ratu kemarin (8/3/2025).
Banjir itu juga membanjiri beberapa pemukiman, salah satunya adalah desa Sedamukti, desa Bojongraharja, distrik Cikembar dan desa Cikored, Rt 07 RW 06, Desa Pasirenen. Desa Citarik juga seharusnya dibanjiri.
Selain itu, banjir terjadi di daerah Palabuhanrat. Rumah Sakit Regional Palabuhanrat dibanjiri dengan orang dewasa dengan panjang lutut.
Banjir juga mempengaruhi kota Sukabumi. Dilaporkan bahwa lusinan rumah dibanjiri karena aliran keluar dari saluran irigasi dan drainase yang tidak dapat mengakomodasi pembuangan air yang tumbuh.
Badan regional untuk administrasi bencana Sukabumi (BPBD) yang mencetak beberapa poin yang dipengaruhi oleh arus keluar, beberapa bahkan disertai dengan tanah longsor. TPT runtuh di Sukabumi hingga 15 bencana banjir.
Data pada hari Sabtu (30/3/2025) pada pukul 18:00 WIB, BNPB mencatat hingga 155 rumah yang terkena dampak banjir dan satu rumah mengalami kerusakan serius. Mengenai tanah longsor tanah, 6 unit perumahan rusak parah, rusak sedang, 9 rusak dan 18 terkena.
Selain kehidupan, 3 unit rusak di jembatan dan 3 rusak sedang. Pengawasan dilakukan di tempat dan juga dikatakan bahwa rumah itu terancam oleh 26 unit.
Jika Anda melihat data tentang data dan sistem informasi (PDSI), Pusdatinkom, BNPB, banjir terburuk di daerah Lekuba 2016 telah terjadi, dengan kerusakan serius pada lebih sedikit kerusakan dibandingkan dengan tahun-tahun lain sejak 2010-2024.
Sebuah rumah kecil direkam dan mencapai 1.622 rumah, 510 rumah yang rusak menengah, 167 rumah yang mudah rusak, dan rumah -rumah itu dibanjiri menjadi 1.148 rumah.
Studi Indonesia ILLINI NEWS
[Perlindungan E -Mail] (SAW/SAW)