Jakarta, ILLINI NEWS – Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, tetapi masih ada di belakang negara -negara besar lainnya. Berdasarkan Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia sedang dalam produksi kopi global dalam produksi 654.000 ton atau sekitar 6% dari total pasokan dunia.
Sebagai perbandingan, Brasil tetap menjadi pemimpin pasar, di mana produksi telah mencapai 3,98 juta ton atau 38% dari total pasokan kopi global. Artinya, ada enam lipatan lagi dari Indonesia dalam produksi Brasil,
Vietnam, yang diklasifikasikan oleh yang lain, menghasilkan 1,8 juta ton atau 17% dari pasar global, sementara Kolombia menghasilkan 774.000 ton atau 7% dari total produksi dunia di tempat ketiga.
Salah satu faktor utama Indonesia menciptakan celah di belakangnya adalah jenis produktivitas kopi dan tanah. Brasil dan Kolombia dikenal sebagai produsen utama Arabia, kopi dengan harga tinggi di pasar internasional. Sementara itu, Vietnam mengendalikan produksi yang lebih kuat, tipe kopi yang lebih panas -cosmic dan lebih murah, tetapi ada permintaan besar di pasar global.
Indonesia juga merupakan produsen utama yang kuat, tetapi efisiensi dan produktivitasnya masih jauh di belakang Vietnam. Dengan area negara yang relatif besar dari Vietnam, produksi kopi Indonesia harus tinggi. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang tidak mencukupi, kualitas beragam tanaman dan dukungan kebijakan yang terbatas adalah hambatan utama.
Meskipun produksi kopi global menghadapi tekanan karena adanya El Nino, efeknya pada Indonesia tidak seburuk Brasil. Brazil mengalami kekeringan yang tahan lama selama 2024 tahun, yang diperkirakan akan menekan produksi kopinya ke level terendah di musim 2025/26 dalam tiga tahun terakhir. Akibatnya, harga kopi Arab melebihi US $ 4 per kg.
Meskipun demikian, tidak perlu bagi petani Indonesia untuk meningkatkan harga kopi global. Tanpa peningkatan produktivitas dan persaingan di pasar internasional, Indonesia semuanya dapat berada di belakang pesaing utamanya.
Untuk mengkompensasi, Indonesia harus meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan varietas teratas dan meningkatkan rantai pasokan dan dukungan untuk petani kopi. Jika tidak, kesenjangan produksi dengan Brasil, Vietnam dan Kolombia akan berkembang, dan Indonesia hanya akan menjadi pemain kecil di industri kopi global.
Meneliti ILLINI NEWS
(Emb / emb)