illini berita Kilas Balik IHSG di 2024, Naik Turun Bak Roller Coaster

JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang resmi ditutup pada tahun 2024 masih bearish dan tidak berakhir di level psikologis 7.100.

Terakhir diperdagangkan pada tahun 2024, IHSG ditutup menguat 0,62% di 7.079,9. IHSG masih berada di level psikologis 7.000. Dengan demikian, IHSG gagal menembus level psikologis 7.100 di akhir tahun 2024.

Ironisnya, karena pada September 2024, IHSG sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa di angka 7.900. Bahkan, IHSG berhasil menembus level tertinggi baru sepanjang masa saat itu dan mampu ditutup di level psikologis. 7900–8.000.

Namun kenyataannya, IHSG masih jauh dari level psikologis 7.900 pada perdagangan terakhir tahun 2024.

Dari segi kinerja IHSG pada tahun 2024 lebih buruk dibandingkan tahun 2023 yang mana IHSG mengalami penurunan sebesar 2,65% selama tahun 2024. Berbeda dengan tahun 2023 yang meningkat menjadi 6,16 persen.

Kinerja IHSG tahun 2024 serupa dengan kinerja tahun 2018 yang juga mengalami penurunan IHSG sebesar 2,54%. Sayangnya, hasil pada tahun 2024 akan lebih buruk dibandingkan tahun 2018.

Secara umum IHSG kecewa karena hal ini disebabkan investor asing sudah tidak berminat lagi berinvestasi di pasar saham Indonesia, padahal asing akan kembali melakukan transaksi terakhir pada tahun 2024.

Berdasarkan data pasar pada transaksi terakhir tahun 2024 yakni Senin (30 Desember 2024), asing tercatat mencatatkan penjualan bersih atau outflow di pasar reguler sebesar Rp 254,26 miliar.

Sementara di pasar spot dan negosiasi, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp815,15 miliar, sehingga secara keseluruhan asing mencatatkan pembelian bersih atau arus masuk sebesar Rp560,89 miliar.

Sayangnya selama tahun 2024 asing masih mengalami outflow yang cukup besar di pasar reguler hingga mencapai Rp 28,72 triliun. Namun di pasar tunai dan negosiasi biasanya jumlahnya lebih besar yakni mencapai Rp 44,7 triliun sehingga total asing mencatatkan arus masuk sebesar Rp 15,98 triliun.

Dibandingkan tahun 2023, sebenarnya lebih baik. Namun, arus masuk asing akan lebih buruk pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2022. Pada tahun 2023, Bursa Efek Indonesia mencatat aliran modal asing keluar sebesar Rp 6,2 triliun. Sementara pada tahun 2022, arus masuk asing tercatat tinggi yakni sebesar Rp 60,6 triliun.

“Larinya” asing di bursa Indonesia akhir tahun ini rupanya karena bursa asing, khususnya Amerika Serikat (AS), lebih menarik dibandingkan bursa Indonesia.

Hal ini terjadi setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS berikutnya.

Secara historis, pada masa pemerintahan Trump pada 2018-2019, kinerja IHSG tidak sebaik dua tahun sebelumnya, 2016 dan 2017. Sepertinya sejarah akan terulang kembali pada tahun 2024. Faktanya, Trump belum menjabat secara resmi saat ini. Presiden Amerika Serikat berikutnya.

Trump bermaksud membuat kebijakan yang menguntungkan warga Amerika sendiri, sehingga menjadikan pasar keuangan Amerika lebih menarik. Akibatnya, asing di pasar keuangan Indonesia akan kembali mengalihkan perhatiannya ke pasar keuangan AS.

Ada kekhawatiran bahwa kebijakan Trump akan berdampak besar pada Asia, termasuk Indonesia, karena kebijakan pemerintahannya cenderung menarik orang asing kembali ke pasar saham AS karena mereka menjadi lebih ramah terhadap penduduk AS.

Retrospektif IHSG pada tahun 2024

Pada awal perdagangan tahun 2024, IHSG ditutup positif dan indeks saham acuan Tanah Air mencatatkan rekor perdananya di tahun 2024. Sedangkan pada 2 Januari 2024, IHSG menutup perdagangan pada 7.323,59 naik 0,7%.

IHSG berhasil mencetak rekor baru atau first all-time high (ATH) setelah mencetak ATH terakhir yang diperdagangkan pada 13 September 2022. Kemudian pada listing 4 Januari 2024, IHSG kembali meraih ATH sebesar 7.359,76.

Apalagi pada perdagangan 14 Maret 2024, IHSG kembali mencetak ATH sebesar 7.433,32. Bahkan, dua hari lalu, IHSG juga mencatatkan ATH hingga tiga hari berturut-turut pada pertengahan Maret 2024.

Namun setelah mencetak ATH pada pertengahan Maret 2024, IHSG cenderung berbalik arah di hari-hari berikutnya.

Pada 19 Juni 2024, IHSG mencetak rekor terendah 6.700, tepatnya level psikologis 6.726,92 dalam setahun atau sejak awal November 2023.

Jatuhnya IHSG ke level 6.700 terjadi karena bank sentral AS (Federal Reserve/Fed) bersikap dovish dan tidak ada tanda-tanda penurunan suku bunga acuan.

Sempat menyentuh level terendah dalam satu tahun, IHSG kembali rebound hingga IHSG berhasil kembali ke level psikologis 7.300 pada perdagangan 12 Juli 2024.

Pertumbuhan IHSG kembali terguncang pada awal Agustus akibat prospek resesi ekonomi di AS dan dampak carry trade terhadap yen Jepang. Yen diperdagangkan lebih tinggi, menyebabkan kebingungan di pasar global karena Bank of Japan (BoJ) tiba-tiba menaikkan suku bunga acuannya hingga Juli 2024.

Pasca gejolak tersebut, IHSG berhasil pulih dan terus mencetak rekor. Kutipan mencapai puncaknya pada 21 Agustus, ketika level psikologis mencapai 7.500.

Namun kebingunan kembali terjadi dan IHSG anjlok ke level psikologis 7400. Kebingungan perdagangan terjadi setelah adanya peringatan darurat di media sosial pada tanggal 22 Agustus dan protes mahasiswa dan pekerja terhadap revisi rancangan undang-undang tersebut pada tanggal 22 Agustus. (RUU) pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024.

Pada bulan September 2024, tepatnya pada tanggal 20 September 2024, IHSG berhasil menyentuh level psikologis 7900 untuk pertama kalinya di 7905.39, menjadi ATH terbaru yang pernah ada.

Sayangnya, setelah mencetak ATH di 7900, IHSG terus terpuruk meski beberapa kali mencoba kembali ke level 7800-7900.

Di penghujung tahun 2024, IHSG akhirnya terpaksa ditutup di level psikologis 7000. Dan tidak kembali ke level psikologis 7100 pada akhir tahun 2024 karena tidak adanya tren “jendela menonjol”.

Riset ILLINI NEWS di Indonesia

[dilindungi email] (chd/chd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *