Jakarta, ILLINI NEWS – Kesulitan tinggal di Indonesia semakin terasa khusus untuk kelas bawah. Ini semakin mengganggu karena beberapa data menunjukkan hambatan bulanan sebelum bulan Ramadhan 2025.
Data Indeks Pengeluaran Mandiri (MSI) menunjukkan bahwa nilai pengeluaran publik terjadi dalam seminggu sebelum Ramadhan, yaitu 236.2.
Model ini merupakan kelainan karena tidak terjadi pada tahun -tahun sebelumnya. Indeks Pengeluaran Mandiri (MSI) yang tidak menerima sebelum Ramadhan terakhir terjadi pada Maret 2020 atau lima tahun yang lalu dengan nilai 58.
Untuk disebutkan, pada bulan Maret 2020 ada awal Pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan konsumsi pengeluaran publik.
Secara historis, Ramadhan adalah puncak dari konsumsi rakyat Indonesia. Konsumsi juga biasanya meningkat sebelum Ramadhan, terutama untuk kebutuhan makanan dan minuman. Ramadhan Falls tahun ini pada 1 Maret 2025.
Item Dasar Untuk memusatkan warga baru
Bagian pembelian di restoran adalah yang paling terendam untuk restoran yaitu 20,2%. Pembelian grup ini telah berubah menjadi bagian 20% untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023.
Bagian pembelian supermarket juga meningkat menjadi 15,9%. Membeli untuk restoran supermarket telah memakan porsi 35,6% atau hampir 40%. Data menunjukkan bahwa pengeluaran publik hanya difokuskan pada kebutuhan dasar dan utama, seperti makanan dan kebutuhan sehari -hari.
Persentase olahraga, hobi, dan hiburan yang cenderung menurun atau mengalami normalisasi sejak akhir 2024 atau sekitar tiga bulan lalu. Ini menunjukkan bahwa tren pengeluaran menjadi semakin dalam kebutuhan yang lebih utama.
Sementara olahraga, hobi, dan hiburan terdepresiasi dari 7,7% menjadi 6,5%. Meningkatkan proporsi nilai pengeluaran juga tercermin dalam hal rumah tangga, dari 12,8% menjadi 13,1%.
Deflasi alami baru 2 bulan saat
Penurunan pengeluaran adalah salah satu kemungkinan deflasi Februari 2025. Seperti diketahui, Badan Statistik Pusat (BPS) mengeluarkan indeks harga konsumen Indonesia (CPI) untuk Februari 2025 yang dipantau oleh kedua (-0,48%MTM) bulanan dan tahunan (-09%).
Deflasi (MTM) juga terjadi pada Januari 2025 sehingga deflasi telah terjadi selama dua bulan. Yang mengejutkan deflasi juga terjadi setiap tahun. Ini adalah pertama kalinya Indonesia mencatat deflasi tahunan dalam 25 tahun terakhir. Deflasi bulanan dan tahunan ini sebenarnya terjadi sebelum Ramadhan di mana inflasi tinggi terjadi. Namun, pemimpin BPS Amalia Adinegra widyasanti pada konferensi pers pada hari Senin (3/3/2025), mengatakan deflasi Februari lebih disebabkan oleh pengurangan listrik.
“Komoditas utama yang menyebabkan deflasi Februari adalah keturunan ke tarif listrik, ayam, pembakaran merah, tomat dan broiler telur,” kata kepala bps Amalia adinegra widyasanti pada konferensi pers pada hari Senin (3/3/2025).
Pengurangan tarif listrik ditetapkan selama dua bulan (Januari dan Februari 2025) dan harga makanan yang relatif stabil bulan lalu membuat angka CPI cenderung lebih rendah. Tetapi ini tidak berarti bahwa tidak ada faktor lain yang dapat membuat deflasi di Indonesia, terutama dalam hal daya beli orang.
Penelitian ILLINI NEWS di Indonesia
[Email yang Dilindungi] (Rev/Reve)