Jakarta, ILLINI NEWS – Jepang bisa menjadi tolok ukur relaksasi di akhir tahun 2024 seiring pelemahan yen terhadap rupiah. Pelemahan ini antara lain disebabkan oleh masih adanya suku bunga rendah dan kebijakan moneter negara yang akomodatif. Melemahnya yen terhadap rupee membuat perjalanan ke Negeri Sakura semakin terjangkau. Sejak 19 Desember 2024, yen terus mengalami tren pelemahan terhadap rupee. Yen melemah 0,04% menjadi Rp103,03/JPY1 pada pukul 12:10 WIB Jumat (27/12/2024). Pelemahan ini merupakan yang terdalam sejak 25 November 2024 di level IDR 102,66/JPY1. Hal ini membuat wisatawan Indonesia bisa berwisata dengan lebih hemat. Terhadap rupee, yen melemah dibandingkan Natal 2023, diperdagangkan pada Rp 118/JPY 1. Bagi wisatawan Indonesia, pelemahan yen membuka berbagai peluang menarik. Biaya akomodasi di Jepang pun jauh lebih murah, termasuk di hotel berbintang yang memberikan diskon signifikan. Sebagai perbandingan, jika turis Indonesia punya uang Rp 10 juta, ia kini bisa mendapat 97.060 yen jika ditukarkan ke yen, dibandingkan pada Natal 2023 yang hanya 84.746 yen. Selain itu, masakan khas Jepang seperti sushi, ramen, dan bento kini bisa dinikmati dengan harga lebih murah dari sebelumnya. Menurut Holidaykejepang.com, onigiri khas Jepang dengan berbagai isian seperti tuna dan salmon harganya 100 yen atau hanya puluhan ribu rupiah, sandwich 200-300 yen, bento (lunch box) 300-400 yen. Sushi itu makanan. Makanan Jepang juga bisa dinikmati dengan harga sekitar Rp 10.000 untuk dua potong kecil. Produk fashion dari brand ternama juga lebih murah dibandingkan negara lain, termasuk brand milik Jepang sendiri seperti Uniqlo dan GU. Jam tangan Seiko populer dapat dibeli dengan diskon hingga 40%. Pelemahan yen mengikuti keputusan Bank of Japan (BOJ) yang mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di 0,25% hingga Desember 2024, mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Dengan demikian, kebijakan moneter akomodatif yang diterapkan Jepang lebih dari satu dekade lalu juga menjadi faktor utama melemahnya yen. Status yen sebagai mata uang “carry-trade” memungkinkan investor global meminjam yen dengan harga murah untuk berinvestasi di pasar lain yang lebih menguntungkan. Hal ini akan meningkatkan tekanan jual yen di pasar valuta asing. Selain itu, ketidakpastian politik di Jepang, seperti kekalahan Partai Demokrat Liberal (LDP) pada pemilu Oktober 2024, juga melemahkan kepercayaan investor dan melemahkan posisi yen. CARI ILLINI NEWS
illini news Yen Kalah dari Rupiah, Liburan Akhir Tahun ke Jepang Makin Murah!
