Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Mineral dan Mineral (Tambang dan Mineral (Hukum Minerba (Undang -Undang Minera) membuka suara mengenai tahapan parlemen Indonesia (hukum Minerba).
Meskipun Mineba belum membaca faktur, itu mendukung apakah revisi ini memiliki manifestasi Pasal 33, paragraf 3, dari Konstitusi 1945. Di sini, dunia, air, dan sumber daya alam dikendalikan oleh negara dan digunakan sebanyak mungkin untuk kesejahteraan orang.
Kamis Bahlil (30/01/2025) bertemu di Jakarta, “Kami adalah lembaga eksekutif. Saya akan dikirim nanti. Tetapi saya akan mengikuti berita. Tetapi jika saya berita, saya pikir itu adalah niat yang baik untuk menemukan pikiran alih -alih 1945 Pasal Konstitusi 33.” Katanya.
Seperti yang kita ketahui, Balle of the Indonesian Parlemen secara resmi menerima Amandemen Keempat 4 N ° 4 pada mineral mineral dan batubara (hukum Minerba) yang diusulkan oleh inisiatif DPR. Keputusan dibuat pada hari Senin (20/01/2025) selama sehari penuh setelah pertemuan panjang.
Baleg Bob Hasan, presiden Parlemen Indonesia, mengumumkan bahwa pertemuan ini telah diikuti oleh hasil pertemuan manajemen Baleg dengan Baleg Kapoxi pada 14 Januari 2025.
Bob, “Penambangan Kepemimpinan Baleg, Mineral dan Batubara dalam hal ini, 2009 Hukum Hukum 2009 untuk merumuskan tim yang ditunjuk sebagai tim ahli”. Katanya.
Kali ini, ia mengumumkan bahwa setidaknya ada empat poin dalam peninjauan hukum Minea. Pertama -tama, ini adalah masalah percepatan aliran mineral dan batubara.
Bob, ketegangan diri Indonesia untuk menyadari bahwa penurunan diri penurunan dalam penurunan harus didorong. Kedua, itu terkait dengan aturan pasokan lisensi operasi pertambangan (IUP) dengan organisasi komunitas agama.
Kemudian, yang ketiga adalah memberikan IUP kepada lembaga ketiga. Keempat, ini terkait dengan IUP untuk perusahaan mikro, kecil dan menengah (MPME). (PGR / PGR) Tonton video di bawah ini: Video: Obrolan Tes Perbaikan Tesis Doktor Bahlil tentang Anggaran dalam artikel DPR berikutnya, Bahlil: Kami bukan ayam, kami adalah prajurit!