Jakarta, ILLINI NEWS – Pesatnya pertumbuhan industri ketenagalistrikan China membuat asing resah. Uni Eropa berencana mengenakan tarif tambahan hingga 35,3 persen terhadap produsen mobil listrik China yang menjual produknya di Eropa.
Uni Eropa menyatakan hal ini untuk melindungi produsen mobil listrik dalam negeri. Rencana tersebut menimbulkan kontroversi dan masih menjadi perbincangan antara pemerintah Tiongkok dan Eropa.
Baru-baru ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping turun dari gunung dan berbicara langsung dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengenai rencana kenaikan tarif.
Xi menyampaikan harapannya agar Jerman dapat segera membantu Uni Eropa dan Tiongkok menyelesaikan masalah tarif bagi produsen mobil listrik Tiongkok, lapor CCTV dan Reuters, Rabu (20 November 2024).
Diskusi tersebut berlangsung dalam serangkaian pertemuan “Kelompok 20” di Rio de Janeiro. Xi mengatakan Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Jerman sebagai solusi permanen.
Dia melontarkan komentar tersebut sebelum menanggapi tarif tambahan yang akan diberlakukan Uni Eropa terhadap produsen mobil listrik Tiongkok. Alasannya adalah tarif yang lebih tinggi dikhawatirkan akan memicu perang dagang antara Beijing dan blok tersebut.
“Kebijakan Uni Eropa yang menaikkan tarif terhadap produsen mobil listrik Tiongkok telah menarik perhatian dunia. Tiongkok selalu ingin menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan negosiasi. Kami berharap Jerman terus mengambil tindakan mengenai hal ini,” kata Xi. Media pemerintah Tiongkok, Xinhua.
Juru bicara Jerman mengatakan pertemuan antara Xi dan Scholz berlangsung selama 30 menit. Scholz mengatakan mereka terus membahas masalah geopolitik, termasuk perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan Timur Tengah. (fab/fab) Tonton video di bawah ini: Video: Kementerian Perindustrian membuka pidato peluncuran IPhone 16. Artikel selanjutnya China bergabung dengan Elon Musk dalam penanaman chip di otak manusia