JAKARTA, ILLINI NEWS – Ancaman program penghematan semakin meluas dan mengkhawatirkan. Pada tahun 2031, ransomware diperkirakan akan merugikan korban sebesar $265 miliar (Rp 4,343 triliun) per tahun, menurut laporan Cybersecurity Ventures.
Pada tahun 1980-an, ransomware adalah jenis malware yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk mengunci file di komputer seseorang dan meminta uang tebusan untuk membukanya.
Pada pertengahan tahun 2024, Indonesia mengalami serangan ransomware yang menonaktifkan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan bahwa serangan ransomware menargetkan bisnis di Asia Tenggara.
Indonesia memiliki jumlah serangan tertinggi dibandingkan negara tetangga. Terdapat 32.803 serangan ransomware terhadap Indonesia yang terdeteksi dan berhasil diblokir pada paruh pertama tahun 2024.
Disusul Filipina dengan 15.208 serangan ransomware dan Thailand dengan 4.841 kasus. Malaysia menduduki peringkat keempat dengan 3.920 serangan, disusul Vietnam dengan 692 serangan, dan Singapura dengan 107 serangan.
Ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware tergantung pada jenis virusnya. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah ada dua jenis utama ransomware yaitu locker ransomware yang mempengaruhi fungsi dasar komputer dan crypto ransomware yang mengenkripsi file pribadi.
Serangan siber ini menjadi semakin canggih karena munculnya model Ransomware-as-a-Service (RaaS), yang memungkinkan penjahat siber membeli malware berdasarkan kebutuhannya.
Menurut Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky di Asia Tenggara, hal ini membuka banyak kemungkinan bagi penjahat dunia maya untuk membuat serangan mereka lebih efektif dengan mengonfigurasi opsi penyebaran jaringan dan fungsi anti-perlindungan.
“Menjadi lebih berbahaya ketika penyerang memiliki hak yang sah atas infrastruktur target,” ujarnya, mengutip keterangan yang ditulis ILLINI NEWS, Kamis (16/1/2025).
Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk mempertimbangkan teknologi keamanan online yang menyediakan fungsionalitas anti-ransomware penuh untuk upaya pihak ketiga. Karena tidak semua solusi keamanan siber diciptakan sama dalam cara menghindari serangan Ransomware
1. Mengamankan Layanan Jarak Jauh
Hindari memaparkan Layanan Desktop Jarak Jauh (RDP, MSSQL) ke jaringan publik. Gunakan kata sandi yang kuat, autentikasi dua faktor, dan aturan firewall.
2. Perbarui perangkat lunak secara berkala
Bisnis harus memastikan semua perangkat memiliki pembaruan terkini untuk menonaktifkan kerentanan
3. Simpan data secara berkala
Gunakan strategi pencadangan offline standar. Pastikan Anda memiliki akses cepat ke sana jika terjadi keadaan darurat.
4. Meningkatkan pendidikan pegawai
Pelatihan keamanan online dapat membantu mencegah kesalahan manusia.
Berikut beberapa tips untuk menghindari serangan ransomware yang dapat menghapus akun Anda. Semoga informasi ini bermanfaat! (Kain/Kain) Simak videonya di bawah ini: Video: Nasib Fintech 2025 Usai Ganti Nama Pindar Aturan-Ganti Minat Artikel Berikutnya Cara Penipu Mencuri Identitas Orang Meninggal, Pakar Ungkap Resikonya